Tips Sahur dari Ahli Gizi: Jangan Konsumsi Karbohidrat Terlalu Banyak
Panduan | 18 Maret 2023, 16:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Ahli gizi mengingatkan umat Islam yang hendak menjalankan ibadah puasa Ramadan, untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung karbohidrat saat sahur.
Ahli gizi Fitri Hudayani, SST., S.Gz, MKM, RD menjelaskan, makan sahur penting dilakukan agar kita tetap berenergi selama beraktivas di bulan puasa.
Karbohidrat memang penting. Namun Fitri juga mengingatkan, karbohidrat menjadi sumber energi yang diproses tubuh lebih dulu sehingga akan lebih cepat habis.
"Cuma kan karbohidrat ini kan diproses menjadi energi ini duluan, nih, paling cepat dihasilkan dan paling cepat habis. Oleh karena itu, makan jangan karbohidrat saja," kata Fitri yang berpraktik di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo, Sabtu (18/3/2023), dikutip dari Antara.
Baca Juga: DPD RI Minta Pemerintah Operasi Pasar Berkala Jelang Puasa
Pertimbangkan Sumber Energi dari Jenis Pangan Lain
Fitri mengatakan penting untuk mempertimbangkan sumber energi dari jenis pangan lainnya yang mengandung protein, baik hewani maupun nabati, termasuk serat dari sayur-sayuran dan buah-buahan, saat sahur.
"Supaya merasa kenyang yang nggak cepat hilang, juga kan dicerna paling terakhir itu adalah sumber serat. Sumber serat itu kita ambilnya dari sayuran, dari buah," kata Fitri.
Serat yang ada di dalam sayur dan buah juga dapat membantu pelepasan gula darah menjadi lebih lambat. Dengan begitu, kata Fitri, kondisi gula darah tidak langsung melonjak tinggi ketika seseorang makan sahur maupun berbuka.
"Jadi pelepasannya lambat (pada serat) dan itu juga yang mempengaruhi kita mendapatkan energinya lebih stabil," ujar dia.
Selain itu, Fitri mengingatkan pentingnya seseorang untuk membiasakan diri makan secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, dan tetap berolahraga supaya tubuh tetap fit saat menjalankan ibadah puasa.
Baca Juga: Puasa Ramadan 2023: Tata Cara Ziarah Kubur, Dilengkapi Doa, Zikir, Adab Lengkap
Minum Air Putih
Pada saat bulan puasa, perubahan jam makan memang akan terjadi dan seseorang cenderung merasa lebih berat saat berpuasa di awal-awal bulan Ramadan. Namun, kata Fitri, tubuh akan mulai beradaptasi seiring dengan berjalannya waktu.
Dia mengatakan kebutuhan gizi saat menjalankan puasa tidak berbeda dengan kebutuhan gizi pada hari biasa.
Yang membedakan, adanya pergeseran waktu makan dengan aktivitas keseharian yang relatif tidak berubah signifikan.
Oleh sebab itu, kata Fitri, makan sahur dengan gizi yang cukup harus menjadi fokus sehingga tubuh tetap fit, terutama bagi pekerja.
"Minum air putih kalau pada saat sahur jangan lupa, itu paling nggak dua gelas minum air putih. Dengan begitu cukup kita bisa melakukan aktivitas secara normal. Jadi nanti gula darahnya tidak misalnya jam 10 atau jam 11 sudah nge-drop dan sudah lemas," kata dia.
"Mudah-mudahan, sih, dengan cara makan yang cukup pada saat sahur, itu akan terjaga sehingga sampai nanti kita menjelang magrib kita masih dalam kondisi fit," pungkas Fitri.
Penulis : Kiki Luqman Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara