“Puasa ini memang membangun character building. Jadi pembentukan karakter yang baik. Jadi tidak hanya melakukan aktivitas ibadah yang nampak, tapi bagaimana lahirnya, yang secara moral itu sudah meningkat kesadarannya,” jelas dia.
Baca Juga: Siapa Saja yang Boleh Mengganti Puasa Ramadan?
Tamtowi menyinggung hadis Nabi yang menyebutkan bahwa ada banyak orang berpuasa, tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus.
"Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR. Ibnu Majah).
Esensi puasa Ramadan bukan sekadar kemampuan menahan lapar dan haus, tetapi bagaimana puasa dapat menjadikan kita hamba yang lebih bertakwa kepada Allam.
”Yang substansial itu kan membentuk jiwa batin yang sebenarnya, muttaqin yang sesungguhnya. Itu sesuatu yang bersifat rohaniah,” jelas Tamtowi.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV