> >

Menilik Tradisi Ruwahan dan Perang Ketupat Jelang Ramadan di Bangka Belitung

Tradisi | 30 Maret 2022, 12:15 WIB
Tradisi perang ketupat di Bangka Belitung jelang Ramadan. Ada juga tradisi lain, yakni ruwahan. Tradisi ini sebagai bentuk doa (Sumber: bangkabaratkab.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jelang Bulan Suci Ramadan 1443 Hijriah, warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan ruwahan dan perang ketupat. Ruwahan sendiri adalah tradisi mendoakan anggota keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia. 

Dalam tradisi ini, para warga akan bersama-sama ke masjid atau musala untuk berdoa bersama, sambil bersama-sama makan antar warga.

Tradisi ini sendiri sudah berjalan turun temurun selama ratusan tahun dan tetap dilestarikan oleh warga Bangka.

Bupati Bangka Barat Sukirman mengatakan bahwa ruwahan merupakan momentum untuk bersama-sama mendoakan para leluhur.

"Ruwahan dapat menjadi pembelajaran, mengingatkan anak-anak tentang jasa orang-orang yang sudah meninggal. Kalau yang di masjid ini makanannya untuk yang hidup, doanya untuk yang meninggal," katanya, Rabu 30 Maret 2022 seperti dikutip Antara

"Ruwahan juga menjadi pengingat bahwa bulan suci Ramadan telah dekat," ucapnya. 

Baca Juga: Tradisi Ramadhan Kenduri Apem

Ruwahan sebagai Tradisi Masyarakat Bangka Belitung

Tradisi ruwahan di Bangka Belitung sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi ini biasanya dilakukan di masjid atau musala.

Dalam tradisi ruwahan di Bangka Belitung, pada akhir Bulan Ruwah atau Syakban jelang Ramadan, warga datang ke masjid atau musala untuk bersama-sama. 

Dalam prosesi ini, warga akan saling silaturahim dan warga mendoakan anggota keluarga dan kerabat yang telah meninggal dunia.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU