Sekilas Menara Masjid di Jawa, Simbol Perpaduan Beragam Budaya
Cerita | 27 April 2021, 04:25 WIBKetika teknologi pengeras suara seperti toa belum dikenal, maka muazin akan naik ke atas menara dan mengumandangkan azan di sana.
Baca Juga: Zaskia Mecca Akhirnya Ketemu Tetangganya yang Bangunkan Sahur Lewat Toa Masjid
"Di beberapa tempat ada kebiasaan untuk menyerukan azan di menara pada setiap waktu salat, terutama pada bulan Ramadan,"jelas Pijper.
Yang unik, menara-menara di Jawa tidak dibangun dalam satu macam gaya. Hal ini menunjukkan tidak ada yang baku dalam membangun menara dan kuatnya pengaruh asing. Banyak masjid di kota-kota kecil, kata Pijper, tingginya tidak melebih atap masjid.
Bahkan, di beberapa daerah di Jawa Barat, banyak menara dibuat dari bahan bambu yang cepat rusak. Hal itu ditulisan Pijper dalam mengamati menara pada tahun 1930-1950-an.
Dan saat ini, menara masjid banyak yang dibangun melebihi atap masjid. Fungsi menara pun jelas untuk menyimpan pengeras suara sehingga bunyi azan bisa terdengar sampai jauh, seperti kutipan catatan Thomas moore (1779-1852) dalam bukunya Paradise and Peri:
"Tetapi dengarlah, suara azan maghrib memanggil untuk salat. Setelah matahari perlahan terbenam, sayup-sayup naik ke udara, dari ribuan menara Syiria."
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV