Bagaimana Cara Rasulullah Menata Rambut?
Kalam | 14 April 2021, 01:45 WIBSOLO, KOMPAS.TV- Agama Islam sudah sangat jelas menganjurkan adanya kebersihan dan keindahan. Bahkan Rasullah bersabda bahwa Allah itu indah dan menyukai keindahan.
Begitu pula kebersihan, seringkali dikatakan bagian dari iman. Karenanya, Rasulullah sedari dulu mencontohkan bagaimana hidup bersih dan rapi. Termasuk dalam hal menata rambut.
Hal ini seperti tertulis dalam kitab Syamail Muhammadiyah karya Imam al-Tirmidzi. Pada kitab tersebut disebutkan sejumlah kebiasaan-kebiasan Rasullah dalam menjaga kebersihan terutama menata dan menyisir rambut.
Baca Juga: Ramadan Tahun Ini, Muslim Turki Diminta Berbuka Puasa dan Salat Tarawih di Rumah
Bahkan, Rasulullah mengingatkan bila ada orang yang rambutnya acak-acakan dan tidak disisir.
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa:
“Rasulullah SAW datang kepada kami, beliau melihat seorang laki-laki yang rambutnya acak-acakan, Rasulullah berkata: apakah dia tidak menemukan sesuatu yang bisa merapikan rambutnya. Kemudian beliau juga melihat laki-laki lain yang pakaiannya kotor, Rasulullah bersabda: apakah dia tidak menemukan air yang bisa membersihkan bajunya.”
Rasulullah memang terbiasa untuk menata dan menyisir rambutnya. Terkadang, rambut beliau juga disisir oleh istrinya Aisyah.
Aisyah pun pernah menceritakan bahwa dia pernah menyisir rambut Rasulullah, sementara dia dalam kondisi haid.
Penyebutan haid penting dikatakan di sini untuk menunjukkan perempuan haid bukanlah najis yang harus dijauhi.
Baca Juga: Apa Hukumnya Pamer Foto Makanan-Minuman di Medsos saat Puasa Ramadan? Simak Penjelasannya Di Sini
Pada saat menyisir rambut, Rasulullah memulai sisiran dari sebelah kanan. Dalam Syamail Muhammadiyah dikutip sebuah hadis:
“Rasulullah SAW menyukai tayamun (mendahulukan bagian yang kanan) ketika bersuci, menyisir rambut, dan memakai sandal”
Terkadang Rasulullah juga menggunakan minyak rambut. Agar minyak rambut itu tidak mengenai baju, beliau meletakkan kain di atas kepalanya.
“Rasulullah SAW menggunakan minyal rambut, membersihkan jenggotnya, menggunakan kain penutup kepala (diletakkan di atas kepala beliau), sehingga kain beliau seperti kain penjual minyak”
Kendati berhias dianjurkan dalam Islam, khususnya menata rambut, Rasulullah melarang untuk berhias terlalu lama. Jadi berhiaslah secukupnya dan sekedarnya, jangan sampai berlebihan.
Boleh berhias dalam waktu yang lama, pada acara tertentu, seperti dua penganten dalam acara perkawinan, dan lain-lain.
Baca Juga: Asal-usul Istilah Ngabuburit yang Identik dengan Bulan Ramadan, Sudah Tahu?
Artikel karya Hengki Ferdiansyah, Lc. MA ini merupakan kolaborasi dengan Islami.co. Untuk melihat tulisan asli, silakan klik tautan berikut ini.
Penulis : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV