Pertumbuhan Ekonomi 2020 Dipangkas Jadi 1 Persen, Target 4,5 hingga 5,5 Persen di 2021 Belum Pasti
Kebijakan | 19 Juni 2020, 05:15 WIBJAKARTA, KOMPASTV - Pemerintah memangkas pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2020 dari sebelumnya 2,3 persen menjadi 0,4 hingga 1 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan penurunan batas proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2020, dilakukan dengan pertimbangan kemungkinan kontraksi ekonimi yang cukup dalam pada kuartal II 2020.
"Outlook proyeksi -0,4 persen ke 1 persen. Untuk batas atas kami turunkan 2,3 persen ke 1 persen, revisi agak turun karena kami melihat kontraksi cukup dalam di kuartal kedua," jelas Sri Mulyani ketika melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis (18/6/2020).
Baca Juga: Apa Kabar APBN Kita? Ini Penjelasan Sri Mulyani
Sri Mulyani menambahkan revisi pertumbuhan ekonomi terhadap Indonesia juga dilakukan lembaga dunia, seperti Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pun telah melakukan revisi atas pertumbuhan ekonomi RI hingga akhir tahun di kisaran -3,9 persen hingga -2,8 persen.
Dalam tingkat ekonomi dunia OECD merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sangat dalam, dari semula positif 2,4 persen menjadi negatif kontraksi 6–7,6 persen.
Bank Dunia yang sebelumnya memproyeksi Indonesia masih tumbuh 2,5 persen hingga akhir tahun, merevisi menjadi 0 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dunia Bank Dunia merevisi dari positif 2,5 persen menjadi minus 5,2 persen.
Kemudian Bank Pembangunan Asia (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI dari 2,5 persen menjadi minus 1 persen hingga akhir tahun.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2020 Minus 3,1% Imbas Covid-19 Meluas ke Jatim
"IMF pada April masih memproyeksi di kisaran 0,5 persen kemungkinan Juli akan revisi lagi," ujar dia.
Target 2021
Pemerintah memasang target pertumbuhan ekomomi Indonesia mulai bergerak pada tahun 2021 diiringi investasi dan perdagangan internasional berangsur pulih setelah terjadi pukulan hebat akibat pandemi Covid-19.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 mendatang berada di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen yang tertuang dalam asumsi makro RAPBN 2021.
Baca Juga: BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Meski demikian, Sri Mulyani proyeksi kinerja perekonomian 2021 masih diliputi ketidakpastian karena wabah Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhir.
Hal tersebut bisa terealisasi dengan asumsi konsumsi masyarakat, investasi dan perdagangan internasional berangsur pulih setelah terjadi pukulan hebat akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, target tersebut juga bisa terealisasi jika tidak terjadi pukulan lanjutan akibat gelombang kedua wabah Covid-19.
Saat ini pemerintah tetap menahan dampak negatif dari wabah Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilakukan pada 2020.
Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Sebut Biaya Penanganan Corona Rp 677,2 Triliun
Sebagian PEN ini akan dipertahankan tahun depan untuk menjaga momentum. Selain itu, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan menjaga inflasi pada tingkat yang terkendali untuk memulihkan daya beli masyarakat.
Pemerintah, sambung Sri Mulyani, akan meneruskan dan memperkuat program bantuan sosial yang komprehensif untuk mendorong pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.
Berbagai insentif yang diberikan pemerintah untuk mendukung dunia usaha diharapkan juga mampu menjaga kinerja perekonomian dari sisi produksi.
"Proses ini akan terus berlangsung dan dijaga hingga tahun 2021, sampai dunia berhasil menemukan pengobatan atau vaksin Covid-19 yang diharapkan akan dapat menyembuhkan dan mengembalikan secara penuh kehidupan masyarakat secara normal kembali," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Ini Dia, 5 Badai Sekaligus Peluang Terbesar dalam Ekonomi Global
Penulis : Johannes-Mangihot
Sumber : Kompas TV