Apa Kabar APBN Kita? Ini Penjelasan Sri Mulyani
Ekonomi dan bisnis | 17 Juni 2020, 16:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan secara umum kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami koreksi.
Namun, Sri Mulyani menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami koreksi ini masih cukup wajar dibanding dengan negara-negara lain.
"Sebagai pembuka, Saya jelaskan secara umum kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami koreksi, namun masih cukup wajar dibandingkan negara-negara lain," tulis Sri Mulyani di akun Instagramnya (17/6/2020).
Menteri Keuangan juga menjabarkan secara detail mengenai stabilitas makro dan confidence market yang akan terus dipertahankan dalam mengembalikan pemulihan ekonomi terutama pada kuartal ketiga.
Baca Juga: Pandemi dan Ujian “Skill Tingkat Dewa” Menkeu Sri Mulyani
"Forecast pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 akan sangat ditentukan apakah di Q3 akan sedikit lebih baik dari kuartal kedua (Q2) dan apakah di kuartal keempat (Q4) akan ada, paling tidak, recovery yang mulai muncul," tulis Sri Mulyani.
Sri Mulyani menyebut Proyeksi APBN di tahun 2020 masih menggunakan asumsi antara -0,4% hingga 2,3%.
"Namun berdasarkan hasil asessment terkini, terdapat indikasi bahwa kinerja di Q2 lebih baik dibanding hasil asessment Mei 2020 dan itu memberikan optimisme bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh positif di 2020" kata Sri Mulyani.
Dalam penjelasannya, Sri Mulyani menjabarkan realisasi pendapatan negara sampai dengan 31 Mei 2020 mencapai Rp664,3 triliun atau 37% dari target penerimaan sesuai ketentuan Perpres 54 Tahun 2020, tetapi terkontraksi 9% jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2020 Minus 3,1% Imbas Covid-19 Meluas ke Jatim
Sementara itu, belanja negara mencapai Rp843,9 triliun atau mencapai 32,3%, tapi terkontraksi 1,4%. Dengan demikian, realisasi defisit mencapai Rp179,6 triliun atau 1,1% dari PDB.
Dengan memperhatikan kondisi saat ini, Sri Mulyani meminta kepada para pembuat kebijakan fokus mengupayakan pemulihan ekonomi.
Penulis : Sadryna-Evanalia
Sumber : Kompas TV