Sri Mulyani Ungkap Kebijakan PSBB akan Dibuka Secara Bertahap
Kebijakan | 6 Mei 2020, 23:36 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungapkan pemerintah mengkaji kemungkinan dibukanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap.
Sri Mulyani menuturkan alasan pemerintah membuat rencana tersebut. Itu karena beberapa negara di dunia sudah mulai melakukan pengurangan pembatasan sosial akibat virus corona atau Covid-19.
“Bila adanya policy (kebijakan) tersebut, namun ini tidak boleh terjadi yang menimbulkan outbreak luas. Ini langkah yang terus menerus oleh Preisden (Jokowi) dan kabinet dikaji dari berbagai aspek dan berdasarkan data,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI seperti dikutip Kontan pada Rabu (6/5).
Menurut Sri Mulyani, rencana PSBB dibuka secara bertahap tentunya dilandasi oleh data dari hasil tes kesehatan yang dilakukan secara masal.
Baca Juga: Ekonom: Harga BBM Harusnya Turun Jadi di Kisaran Rp4.500 Per Liter
Dengan begitu, pemerintah bisa mengukur penyebaran Covid-19. “Jadi, ini tergantung pada testing yang meluas,” ujar Menkeu.
Lebih lanjut, Sri Mulyani berbicara soal dampak pandemi Covid-19 yang akhirnya membuat PSBB berlanjut sampai lebih dari Juni 2020.
Dia menuturkan, jika yang terjadi demikian, maka besar kemungkinan skenario terburuknya pertumbuhan ekonomi merosot ke minus 4%.
Prediksi tersebut merujuk pada pusat penyebaran Covid-19 yang saat ini hanya di Jawa, khususnya Jabodetabek lalu meluas ke daerah lainnya di luar Jawa.
Sri Mulyani menambahkan, imbas penerapan PSBB membuat konsumsi rumah tangga sebesar Rp5.000 triliun tersendat akibat berkurangnya aktivitas ekonomi masyarakat.
“Tapi ini skeanrio sangat berat, bila Covid-19 terus berlangsung, dan PSBB panjang, dan tidak hanya di Jakarta,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menegaskan, saat ini pemerintah bekerja dengan dua skenario. Di luar dari pertumbuhan ekonomi minus 0,4%, pemerintah akan tetap menjaga agar bisa bertahan di level 2,3%.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV