> >

Saat Kamu Harus Tahu, Porsi Nasi Warteg Sekarang Dikurangi Gara-gara Harga Beras Mahal

Ekonomi dan bisnis | 22 Februari 2023, 08:36 WIB
Ilustrasi warung tegal atau Warteg. Para penjual warteg putar otak menyiasati kenaikan harga beras yang makin mahal tapi tak ingin harga porsi nasi ikut naik. (Sumber: (KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZE))

Untuk saat ini harganya sudah turun walaupun masih tergolong mahal. Beras kualitas bawah I dibanderol Rp 12.000 per kilogram, beras kualitas bawah II dibanderol Rp 11.650 per kilogram, dan beras kualitas menengah Rp 13.050 per kilogram.

Seenatar, di situs Kemendag, harga beras Premium di DKI Jakarta awal Februari 2023 dibandrol Rp 12.453 per kg, di Jawa Barat Rp 12.921 per kg, dan di Jawa Tengah Rp 13.056 per kg. Sementara itu, di Sumatera Barat harga beras Premium mencapai Rp 16.375 per kg.

 Sedangkan harga beras Medium dibandrol seharga 11.444 per kg di DKI Jakarta, Rp 10.840 per kg di Jawa Barat, dan Rp 10.984 per kg di Jawa Tengah. Adapun harga beras medium tertinggi di Sumatera Barat yakni Rp 14.542 per kg.

Baca Juga: 10 Ribu Ton Beras Impor dari Thailand Masuk Pasar Cipinang, Budi Waseso: Harga Rp8.300 per Kilogram

Penyebab harga beras naik

Sebelumnya, penyebab harga beras naik di pasaran, menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Mendag Zulhas, karena beras yang dipasok Bulog ke pasar-pasar tradisional berkualitas premium.

Dari situ, kata dia, para perantara atau pedagang memanfaatkan keunggulan beras tersebut dengan menjualnya dengan harga lebih mahal.

Hal itu diungkapkan Zulhas menyusul temuan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Pasar Rakyat Baturiti, Tabanan, Bali, pada Kamis (2/2/2023).

Menurutnya, harga beras Bulog Rp8.300 per kilogram. Pedagang menjual harga beras yang seharusnya Rp9.540 per kilogram menjadi di atas Rp10.000 per kilogram.

"Jadi beras yang dikeluarkan Bulog, (harga) beras Bulog itu kan Rp8.300 (per kilogram) harusnya sampai ke pasar itu Rp9.540, ada keuntungan yang di tengah sama pengecer tapi sekarang kadang-kadang diambil besar karena berasnya bagus, dijual premium. Ini dipotong," kata Zulhas di Denpasar, Bali, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga: Produksi Beras RI Surplus tapi Mengapa Masih Impor? Begini Jawaban Mentan

Untuk mengatasi hal ini, Zulhas akan berkoordinasi dengan Bulog untuk memasok beras ke pedagang tanpa perantara.

"Perintah Pak Presiden untuk menggelontorkan beras besar-besaran agar tidak ada perantara lagi," sambungnya.

Pemerintah pun telah menyiapkan strategi untuk mengendalikan harga dan ketersediaan pangan menjelang Ramadan, yakni dengan mengelontorkan beras Bulog secara masif, meningkatkan produksi Minyakita yang awalnya 300 ton sebulan menjadi 450 ton sebulan.

Pemerintah pusat dan daerah akan memberikan subsidi ongkos pengiriman barang untuk membantu memangkas distribusi pangan.

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU