> >

Erick Thohir Ungkapkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Bioetanol Segera Diluncurkan di Surabaya

Ekonomi dan bisnis | 14 Februari 2023, 14:03 WIB
Menteri BUMN Erick Thogir dalam rapat dengan Komisi VI DPR Senin (5/12/2022). Ilustrasi -  Eric Thohir menyatakan stasiun pengisian bahan bakar bioetanol akan diluncurkan di Surabaya.(Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Stasiun pengisian bahan bakar bioetanol akan diluncurkan di Surabaya. Wacana pemanfaatan bioetanol ini sudah ditekankan pada tahun lalu sebagai salah satu cara mengurangi impor bahan bakar minyak Indonesia.

“Kita sudah uji coba juga, di PTPN untuk produksi etanol yang nantinya akan ada Pom (Bioetanol) akan kita luncurkan di Surabaya,” ucap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam Rapat Terbatas dengan Komisi VI DPR RI, Senin (13/2/2023), dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Namun, sayangnya tidak ada road map yang digarap secara serius. Seperti misalnya B35 plus etanol, yang bisa menekan impor BBM.

“Kalau kita dorong, B35 plus etanol, ini akan mengurangi impor BBM,” lanjut Erick.

Menurutnya, dengan membangun ekosistem kendaraan listrik saja tidak cukup untuk menekan impor BBM. Namun juga dibantu dengan mengembangkan alternatif BBM di dalam negeri.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Pertamina Jual Solar B35, Kurangi Impor Minyak dan Hemat Devisa Rp100 T

“Kalau kita konsisten membangun ekosistem kendaraan listrik, bisa menekan impor BBM secara signifikan,” ungkapnya.  

Erick mengatakan, B35 memiliki bentuk yang tidak beda jauh dengan etanol. Karena, etanol berasal dari tumbuhan dengan proses logistik yang lebih kompleks.

“B35 sama etanol ini mirip, dari tumbuhan. Dia punya proses logistik yang lebih kompleks dibandingkan yang dari hasil bumi. 3-4 bulan lagi akan uji coba di Surabaya,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2022 lalu, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi dapat berjalan.

Program tersebut menargetkan peningkatan bioetanol dari 5 persen (E5) pada bahan bakar minyak (BBM), menjadi E10, E20, dan seterusnya.

Baca Juga: Usai Program Biodiesel B30 Berjalan Lancar, Pemerintah Bersiap Naik ke Program B40

Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi diproyeksikan dapat menjadi solusi peningkatan jumlah produksi bioetanol nasional dari 40.000 kiloliter (kl) pada 2022 menjadi 1,2 juta kl pada 2030.

Program tersebut, juga diharapkan menjadi potensi campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin.

Menurut studi yang dilakukan di Brazil, diketahui bahwa energi yang dihasilkan dari 1 ton tebu setara dengan 1,2 barrel minyak mentah.

"Kalau tebu ini berhasil, kemudian biodiesel 30 persen (B30) sawit itu bisa ditingkatkan lagi. Ini akan memperkuat ketahanan energi negara kita, Indonesia," ucap Jokowi saat meluncurkan program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi, Jumat (4/11/2022).

Adapun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan tim riset Institut Teknologi Bandung (ITB) dan United States Grains Council (USGC) dalam hal ini berhasil meluncurkan roadmap atau peta jalan strategis Percepatan Implementasi Bioetanol di Indonesia.

Direktur Bioenergi Edi Wibowo mengatakan, kajian peta jalan yang mulai disusun sejak 2021 tersebut berguna untuk mendukung program implementasi penggunaan bioetanol pada bahan bakar untuk kendaraan bermotor dan mempersiapkan industri bioetanol di Indonesia, dalam keterangan tertulis, Rabu (7/12/2022).

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU