> >

Soal Singa Tabrak Mobil, Sandi Imbau Pengunjung Pahami Perilaku Hewan Seperti Habitat Aslinya

Ekonomi dan bisnis | 14 Februari 2023, 11:56 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengingatkan wisatawan yang datang ke kebun binatang, agar memahami jika sewaktu-waktu binatang disana menunjukkan perilaku seperti di habitat asli. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, para hewan yang berada di kebun binatang seperti Taman Safari, ditempatkan di lahan terbuka seperti habitat aslinya. 

Sehingga, wisatawan juga harus menyadari dan memahami, pada suatu kesempatan tertentu, kemungkinan akan ada perilaku binatang yang mereka tunjukkan seperti saat di habitat asli. 

Hal itu Sandi sampaikan terkait kejadian singa yang menabrak mobil pengunjung di Taman Safari Prigen, Jawa Timur.

 


Adapun kedua singa tersebut berkelahi karena memperebutkan singa betina. 

"Kita perlu lakukan penyesuaian karena kita sedang berwisata di habitat mereka. Jadi sosialisasi dan pemberian informasi yang lebih banyak bagaimana kita harus menyikapi jika menemui situasi tersebut," kata Sandi dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar di Jakarta, Senin (13/2/2023).

Namun Sandi yakin, insiden tersebut tidak akan menurunkan minat masyarakat mengunjungi kebun binatang yang punya konsep serupa. Seperti Solo Safari yang baru saja dibuka beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: Singa Tabrak Mobil, Taman Safari akan Beri Asuransi kepada Pengunjung yang Kendaraannya Ditabrak

"Kejadian itu merupakan fenomena alam yang tidak akan berdampak pada penurunan minat wisatawan berbasis konservasi, termasuk juga kebun binatang baru yakni Solo Safari, Jawa Tengah," tutur Sandi. 

Sementara itu, Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memberikan peringatan kepada pengunjung agar tidak menghentikan kendaraan di area satwa buas.

"Kendaraan tidak boleh berhenti ketika memasuki area satwa buas karena perilaku satwa di Taman Safari dibiarkan bebas beraktivitas," ujar General Manager TSI Cisarua, Bogor, Emeraldo Parengkuan dikutip dari Antara. 

Sedangkan pihak Taman Safari Prigen menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung, serta seluruh satwa yang kami lindungi. 

Petugas Taman Safari Prigen akan selalu sigap terhadap berbagai kondisi di lapangan. Salah satunya terkait aksi kejar-kejaran dua ekor singa jantan, Frans dan Debo.

"Saat ini, Frans dan Debo dalam kondisi sehat dan baik. Tim TSI II Jatim terus memantau perilaku dan kondisi kesehatan mereka. Selain itu, tim kami juga telah berkomunikasi dengan pemilik mobil yang terdampak oleh aksi singa Frans dan Debo," tulis pihak Taman Safari Prigen di akun Instagram resminya. 

Baca Juga: Tepis Kabar Singa Lepas dari Kandang, Pengelola Solo Safari Tegaskan Warga Tak Perlu Khawatir

"Nah, perlu kita ingat bersama bahwa satwa tentu masih memiliki sifat alamiah mereka. Apalagi, konsep Taman Safari Indonesia dirancang khusus hingga menyerupai habitat asli para satwa di alam terbuka," lanjutnya. 

Diberitakan Kompas TV sebelumnya, Pihak Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Jawa Timur (Jatim), siap memberikan asuransi kepada pengunjung yang mobilnya ditabrak singa. 

Education Manager Taman Safari II Jatim Eko Windarto mengatakan, setelah kejadian tersebut, sang pengunjung tidak mengeklaim asuransi kecelakaan. 

Meski begitu, Eko mengatakan pihaknya akan tetap menghubungi pengunjung tersebut dan memberikan asuransi. 

"Berkenaan dengan klaim asuransi, pada saat kejadian, Yaris merah (mobil pengunjung yang ditabrak singa) tidak mengeklaim asuransi kecelakaan ke TSI II," kata Eko.

"Ini sedang kita hubungi pemiliknya," imbuh Eko. 

Sebuah video yang menampilkan dua ekor singa kejar-kejaran di Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Jatim, lalu menabrak sebuah mobil, viral di media sosial.

Baca Juga: Solo Safari Resmi Dibuka untuk Umum, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Salah satu singa menabrak sebuah mobil yang sedang melintas dan mengakibatkan kaca mobil sebelah kiri bagian belakang, pecah. 

Mengenai kejadian tersebut, pihak TSI II Prigen pun menjelaskan kronologi kejadian dalam sebuah siaran pers, Minggu. 

Menurut TSI II Prigen, perkelahian dua ekor singa tersebut merupakan peristiwa alami sebagai bentuk tindakan untuk menunjukkan siapa singa yang lebih kuat atau mendominasi dalam suatu kelompok. 

Peristiwa tersebut biasanya terjadi pada saat ada singa betina yang masuk siklus siap kawin sehingga para singa jantan berusaha menunjukkan siapa yang lebih kuat di antara mereka. 

Sementara dua singa yang sedang berkelahi tersebut diketahui bernama Debo dan Frans.

Debo si jantan dominan mengusir Frans yang hendak mendekati betina. Debo menganggap Frans ingin mengajak bertarung dan ingin merebut betina yang ada di dalam kelompok tersebut. 

Saat Frans mundur dan hendak menyeberangi lintasan kawasan TSI, Frans menabrak salah satu mobil yang sedang berada di lintasan kendaraan sehingga menyebabkan kerusakan. 

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara, Kompas TV


TERBARU