Zoom PHK 1.300 Karyawan, Gaji Bos Dipotong hingga 98 Persen
Ekonomi dan bisnis | 8 Februari 2023, 12:51 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Perusahaan konferensi video, Zoom, baru saja memecat 1.300 pegawainya atau sekitar 15 persen dari total seluruh karyawannya.
Hal itu disebabkan pertumbuhan pendapatan Zoom yang melambat dan profit yang dihasilkan kian berkurang.
Mengutip Kontan.co.id, Rabu (8/2/2023), efisiensi juga dilakukan perusahaan dengan memangkas gaji para pimpinan di Zoom dengan pemotongan yang cukup besar.
Bos Zoom Eric Yuan mengatakan, kinerja perusahaannya menurun karena masyarakat di seluruh dunia sudah kembali ke pola kehidupan sebelum pandemi.
"Saat dunia beralih ke kehidupan pasca-pandemi, kami melihat bahwa orang dan bisnis terus mengandalkan Zoom. Tetapi ketidakpastian ekonomi global, dan pengaruhnya terhadap pelanggan kami, berarti kami perlu mengambil upaya keras - namun penting - untuk mengatur ulang diri kami sendiri sehingga kami dapat mengatasi lingkungan ekonomi, memberikan pelanggan kami dan mencapai target jangka panjang Zoom,” tutur Eric Yuan.
Khusus untuk Yuan, gajinya di 2023 akan dipotong 98 persen dan tidak ada bonus tahunan. Sedangkan petinggi Zoom lainnya akan dipotong gajinya sebesar 20 persen dan juga tidak mendapatkan bonus.
Baca Juga: Transmart PHK Karyawan Imbas Penutupan Tujuh Gerainya, Ini Kata Manajemen
"Kami bekerja tanpa lelah, tetapi kami juga membuat kesalahan. Kami tidak menghabiskan waktu sebanyak yang seharusnya untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan, menuju prioritas tertinggi," ujar Yuan.
"Sebagai CEO dan pendiri Zoom, saya bertanggung jawab atas kesalahan ini dan tindakan yang kami ambil hari ini - dan saya ingin menunjukkan tanggung jawab tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan saya sendiri." tambahnya.
Zoom memperkirakan, program restrukturisasi akan menelan biaya 50 juta dollar AS hingga 68 juta dollar untuk pesangon dan pemenuhan hak karyawan yang dipecat lainnya.
Adapun pekerja yang di PHK akan menerima gaji selama 16 minggu dan jaminan perawatan kesehatan, serta dukungan lainnya.
Selain turunnya jumlah pelanggan, bisnis Zoom juga mendapatkan perlawanan dari pesaing mereka. Pada 2020 saat pandemi merebak, pendapatan Zoom naik hingga lebih dari tiga kali lipat dan tumbuh sekitar 55% pada tahun 2021.
Baca Juga: Desakan Investor di Balik Langkah Google PHK 12.000 Karyawan
Tapi prestasi itu menurun dratstis pada 2022, dimana pertumbuhan bisnis Zoom hanya 1 digit dan keuntungan perusahaan anjlok.
Kinerja keuangan Zoom yang kurang baik juga diikuti oleh kinerja sahamya. Saham perusahaan telah anjlok lebih dari 80% dari level puncaknya di tahun 2020.
PHK besar-besaran yang dilakukan Zoom ini terjadi 2 tahun setelah Zoom melakukan rekrutmen besar-besaran pada 2020.
Jumlahnya hingga tiga kali lipat dari jumlah pegawai Zoom sebelumnya, lantaran penggunaan Zoom saat pandemi sangat tinggi.
Zoom menyusul deretan perusahaan teknologi dunia lainnya yang juga melakukan PHK massal. Seperti Google, Meta, Microsoft, Spotify, dan yang terakhir adalah Amazon dan Salesforce.
Dalam laporan Layoffs.fyi, lebih dari 300 perusahaan teknologi telah melakukan PHK hampir 100.000 pekerja secara global sejak awal tahun.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kontan.co.id