Jokowi Ingin Negara Lain Bergantung pada Indonesia: RI Tak Bisa Maju Kalau Tak Lakukan Hilirisasi
Ekonomi dan bisnis | 1 Februari 2023, 12:23 WIB“Kita tahu yang namanya negara-negara di Amerika Latin. Saya enggak usah sebut nama negaranya, nanti ada yang tersinggung. Tahun-tahun 50-an, 60-an mereka itu sudah menjadi negara berkembang. Tahun 50-an, 60-an, negara berkembang. Dan sampai saat ini, mereka terus tetap menjadi negara berkembang,” tutur Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.
Baca Juga: Netizen Ngeluh Harga Tiket Kereta Sama Dengan Tiket Pesawat, Ini Saran KAI Biar Dapat Tiket Murah
“Saya pelajari ini. Ada apa ini, kenapa seperti ini, kenapa semua negara di sana menjadi seperti itu? Itu yang namanya terjebak dalam negara berpendapatan menengah, middle income trap. Karena apa? Mereka tidak menawarkan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh negara lain. Ini yang harus dilakukan negara kita,” lanjutnya.
Ia mencontohkan Korea Selatan. Jokowi menilai Korsel bisa menciptakan, bisa membuat namanya komponen-komponen digital yang dibutuhkan oleh negara-negara besar, salah satunya Amerika Serikat.
Kemudian Taiwan, yang bisa membuat cip, yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan besar. Sehingga mereka bergantung pada Taiwan.
“Inilah yang strategi besar, inilah yang sedang kita rancang, bagaimana membuat sebuah ekosistem besar sehingga negara lain tergantung pada kita. Itulah yang kita namakan, baru ramai sekarang ini, namanya hilirisasi,” kata Jokowi,
Baca Juga: Pertamina Naikkan Harga Dua Jenis BBM Nonsubsidi Hari Ini, Berikut Daftar Harga Februari 2023
Namun Jokowi mengingatkan, hilirisasi itu bukan nikel saja. Indonesia saat ini sedang berupaya untuk mengembangkan industri baterai listrik atau EV (electric vehicle) battery, lithium battery.
“Di situ ada komponen dari nikel, di situ ada komponen dari tembaga, di situ ada komponen timah, di situ ada komponen bauksit, yang semuanya harus kita satukan, kita integrasikan, sehingga muncul nanti yang namanya EV battery dan babak selanjutnya ekosistem yang lebih besar, yang namanya mobil listrik,” terang Jokowi.
“Yang ke depan, mau tidak mau semua negara akan mencari barang ini, entah lithium battery-nya, EV battery-nya maupun mobil listriknya. Semua akan menuju ke sana, karena sekarang semua negara memberikan insentif rakyatnya untuk beli itu. Inilah yang sedang kita rancang dan negara lain tahu mengenai itu” lanjutnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV