Luhut Beri Sinyal 2 Produsen Mobil Listrik Segera Masuk RI, Tesla atau BYD?
Ekonomi dan bisnis | 18 Januari 2023, 07:07 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis semua produsen mobil listrik dunia telah dan akan berinvestasi di Indonesia.
Mulai dari Wuling asal China, Hyundai asal Korea Selatan, BYD asal China hingga Tesla dari AS.
"Ini kalau Anda lihat semua di sini, hampir semua pemain, bukan hampir semua, (tapi) semua pemain besar mobil dunia pun sudah masuk, akan masuk di kita. Terakhir itu BYD yang nomor satu di dunia, nomor dua ada Tesla, Hyundai dan seterusnya," kata Luhut dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023, Selasa (17/1/2023).
Dari nama-nama yang disebutkan di atas, baru Hyundai dan Wuling yang mempunyai pabrik di Indonesia. Namun menurutnya, perusahaan lainnya sudah sampai pada tahap finalisasi dan akan segera diumumkan rencana investasinya di Indonesia.
Luhut tidak merinci, apakah BYD, Tesla atau keduanya yang investasinya telah mencapai tahap finalisasi.
Baca Juga: Tesla Dikabarkan akan Bangun Pabrik di RI, Elon Musk Tak Membantah
"Ini semua sudah memfinalisasi perjanjian-perjanjian Indonesia dengan keputusan kita, EV, yang sudah kemarin di rapat kabinet, dan kita bisa announce (umumkan) segera. Maka pemain-pemain besar dunia itu akan masuk ke Indonesia," tutur Luhut dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Ia menjelaskan, RI sangat menarik bagi produsen mobil listrik, karena pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik dan kendaraan listrik yang dimulai dari hulu dengan hilirisasi nikel.
Hal itu juga didukung dengan keberhasilan Presidensi G20 2022 yang mendapatkan pujian besar dunia.
"G20 itu merupakan satu terobosan luar biasa yang diapresiasi sampai tadi malam saya di Davos, itu mereka memberi puja puji terhadap penyelenggaraan dan outcome dari G20 yang baru kita lalui beberapa waktu yang lalu," ujarnya.
Luhut meyakini Indonesia akan menjadi satu dari tiga besar produsen baterai kendaraan listrik (electric vehincle/EV) terbesar di dunia pada 2027.
Baca Juga: Luhut Ketemu Surya Paloh, PKS Tidak Ambil Pusing: Kami sih, Bawa Politik Asyik
Keyakinan itu juga didukung oleh telah ditandatanganinya perjanjian kerja sama pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik antara holding BUMN MIND ID dengan produsen baterai kendaraan listrik asal China Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL) pada Senin (16/1).
"Maka kita sudah siap memasuki satu era baru membangun ekosistem lithium battery dan juga mobil EV dan ini kalau berjalan semua sesuai rencana, maka baterai pertama litium juga akan bisa kita produksi pada tahun 2025," kata Luhut.
"Nanti tahun 2027 kita mungkin salah satu dari tiga besar dunia yang akan memproduksi EV battery juga termasuk mobil EV," ujarnya.
Dibanding BYD, nama Tesla lebih sering disebut sudah berminat berinvestasi di Indonesia. Bahkan Luhut dan Presiden Jokowi sudah bertemu langsung dengan bos Tesla Elon Musk.
Presiden juga sudah menugaskan Luhut untuk mengawal investasi Tesla hingga terealisasi di Indonesia.
Baca Juga: Sony dan Honda Bergabung Luncurkan Mobil Listrik Canggih Merek Afeela, Bisa Dipesan Tahun 2025
Tesla juga dikabarkan akan membangun pabrik di Indonesia. Mengutip Strait Times, Kamis (12/1/2023), Tesla hampir menutup kesepakatan awal untuk mendirikan pabrik di Indonesia.
Informasi itu didapat dari beberapa sumber yang tak bisa disebutkan namanya, yang mengetahui masalah tersebut.
Dalam laporan itu, dinyatakan jika Tesla ingin memanfaatkan cadangan nikel Indonesia yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Pabrik tersebut akan memproduksi sebanyak 1 juta mobil per tahun, kata orang-orang, sejalan dengan ambisi Tesla agar semua pabriknya secara global mencapai kapasitas tersebut," tulis laporan Strait Times.
Baca Juga: Jokowi Minta Kepala Daerah Sering-Sering Masuk Pasar untuk Cek Data dan Fakta Harga Barang
Namun, kesepakatan belum ditandatangani dan kesepakatan masih bisa gagal. Terkait hal ini, bos Tesla Elon Musk hanya mencuit, media harus berhati-hati jika menulis artikel berdasarkan sumber yang namanya tak disebutkan.
Di sisi lain, Elon Musk tidak membantah kabar tersebut.
"Please be cautious about writing articles citing “unnamed sources," as they are frequently false," cuit Elon Musk, Kamis (12/1).
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :