Jumlah Warga Miskin Naik, Kemenkeu: Karena Inflasi Pangan Akibat Perang Rusia-Ukraina
Ekonomi dan bisnis | 17 Januari 2023, 11:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pusat Statistik mencatat tingkat kemiskinan September 2022 tercatat sebesar 9,57 persen atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan.
Tingkat kemiskinan ini naik dari Maret 2022 (9,54 persen), tetapi lebih rendah dibanding tingkat kemiskinan pada September 2021 (9,71 persen).
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyatakan, meningkatnya angka kemiskinan di September 2022 karena Indonesia juga terdampak dari ekonomi global yang menyebabkan inflasi pangan dan krisis energi.
Baca Juga: Bantuan Sosial Turunkan Angka Kemiskinan di Bengkulu
“Kenaikan tipis angka kemiskinan pada September 2022 terkait erat dengan kenaikan inflasi bahan pangan, pada periode Juni, Juli, Agustus, dan September, yang sempat mencapai puncaknya di 11,5 persen pada bulan Juli 2022,” kata Febrio dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/1/2023).
Ia menjelaskan, tahun 2022 perekonomian Indonesia dihadapkan pada tekanan inflasi yang bersumber dari peningkatan harga komoditas global, khususnya energi dan pangan, akibat perang di Ukraina.
Namun dibandingkan dengan banyak negara lainnya, seperti di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa yang mencatatkan rekor tertinggi dalam empat dekade terakhir, Febrio menilai kenaikan inflasi di Indonesia jauh lebih moderat.
“Hal ini terutama karena peran krusial APBN sebagai peredam gejolak (shock absorber) inflasi global melalui mekanisme subsidi energi dan alokasi belanja stabilisasi harga pangan,“ ujar Febrio.
Jika inflasi Indonesia melambung lebih tinggi lagi, otomatis jumlah penduduk yang masuk jurang kemsikinan juga akan jauh lebih banyak. Tapi hal itu tidak terjadi karena pemerintah menambah anggaran subsidi energi.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber :