Psikolog UGM Sebut Lato-lato Bisa Kurangi Ketergantungan Anak Main HP, Ini Tips untuk Orang Tua
Ukm | 11 Januari 2023, 16:27 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Koentjoro menanggapi tentang mainan lato-lato yang sedang ramai dimainkan oleh anak-anak belakangan ini.
Ia menuturkan sejumlah dampak positif dari permainan anak tesebut, di antaranya mengurangi ketergantungan terhadap handphone (HP).
“Segi positifnya ketergantungan anak pada HP jadi berkurang. Dulunya waktu untuk main HP sekarang ke lato-lato,” jelasnya, Selasa (10/1/2023) dilansir dari situs resmi UGM.
Selain itu, Koentjoro juga menjelaskan bahwa anak-anak dapat melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi, dan sebagainya dengan memainkan lato-lato.
“Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” tuturnya.
Terkait lato-lato yang melukai sejumlah anak, Koentjoro menyarankan agar orang tua memberikan pemahaman kepada anak-anak terkait cara, aturan, hingga bahaya dari setiap permainan yang dimainkan, termasuk lato-lato.
Baca Juga: Kata Sosiolog UNS Soal Bangkitnya Lato-Lato: Membangun Ikatan Solidaritas dan Moral
Menurutnya, kehadiran orang tua dalam mengedukasi tentang permainan yang sedang dimainkan anak sangat penting.
“Peran orang tua harus ada, bermain dengan aman harus diajarkan kepada anak. Aturan kapan main juga dijelaskan seperti saat memakai HP, agar tidak mengganggu lingkungan,” terangnya.
Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini kurang setuju jika sekolah melarang lato-lato.
Menurut Koentjoro, sekolah juga memiliki peran untuk memberikan pengertian terhadap siswa mengenai aturan dan cara bermain lato-lato yang aman dan tidak mengganggu lingkungan.
Ia menerangkan, sekolah justru bisa menjadi fasilitator bagi anak dalam menyalurkan hobi bermain lato-lato. Misalnya, dengan menyelenggarakan lomba lato-lato yang tidak hanya sebagai sarana menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif.
“Sekolah mengingatkan. Bukan hanya sekedar melarang karena berbahaya atau membiarkan saja, namun anak-anak diingatkan bahaya lato-lato bagi diri sendiri dan orang lain serta kapan bisa bermain biar peka terhadap lingkungan,” pungkasnya.
Baca Juga: Cuan Dari Lato-Lato: Di Shopee Saingan Sama Penjualan Masker, Di Tokopedia Naik 57 kali Lipat
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto
Sumber : UGM