SPBU Pertamina Marak Dijual Pengusaha, Diduga Kalah Saing dangan SPBU Asing Termasuk Soal Servis
Ekonomi dan bisnis | 6 Januari 2023, 10:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Ramai soal usaha pom bensin atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina di Jabodetabek dijual oleh pemiliknya.
Maraknya penjualan SPBU ini mudah ditemui di sejumlah platform toko online.
Di platform Olx misalnya, terdapat SPBU yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara dijual seharga Rp35 miliar. Atau ada juga SPBU yang beralamat di Duren Sawit, Jakarta Timur yang dijual dengan harga Rp30 miliar.
Diduga, fenomena ini terjadi lantaran kalah saing dengan SPBU asing, munculnya kendaraan listrik, hingga minimnya profit yang dihasilkan.
Terkait hal ini, Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Fahmy Radhi menuturkan, meskipun kepastian pasar cukup besar, tapi biaya operasional cukup tinggi, terutama di kawasan tertentu.
Hal inilah yang menyebabkan fenomena pom bensin Pertamina marak dijual, dilansir dari Kompas.com.
“Fenomena itu menurut saya, memang karena margin atau profit dari bisnis SPBU eceran itu kecil sekali itu. Meskipun ada kepastian pasar yang cukup besar, biaya operasionalnya termasuk pajak penjualan, PBB-nya cukup tinggi. Sehingga makin memperkecil profit,” jelasnya, Kamis (5/1/2023).
Baca Juga: Pertalite di SPBU Karawang Tercampur Air, Pengelola Beri Ganti Rugi Bagi Kendaraan yang Mogok
Kalah saing dengan SPBU asing
Selain itu, menurut Fahmy, kawasan strategis di kota besar, seperti Jakarta dinilai kalah saing dengan SPBU asing. Hal ini termasuk servis yang lebih baik pada SPBU asing, dibandingkan dengan SPBU Pertamina.
“Saya menduga, SPBU Pertamina kalah saing dengan SPBU asing, apalagi kalau posisinya berdekatan dengan SPBU asing, karena servis SPBU asing lebih baik, jadi konsumennya berpindah,” ujarnya.
Adapun yang perlu menjadi bahan perhatian terkait dengan service, mencakup dari segi kecepatan, ketepatan jumlah yang dibeli, hingga dari segi kualitas.
Walau demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa SPBU Pertamina memiliki jumlah yang lebih banyak, dibanding SPBU asing.
“Pertamina harus lebih baik, kalau tidak itu pasti kalah bersaing, meskipun harganya sama. Orang akan cenderung memilih SPBU asing, tapi kan SPBU asing belum sebanyak milik Pertamina, itulah yang menyebabkan Pertamina (mungkin) kurang mensyaratkan service yang standar,” tambahnya.
Baca Juga: Shell Ikut Turun, Ini Daftar Terbaru Harga BBM di Berbagai SPBU
Keberadaan kendaraan listrik
Di sisi lain, Fahmy juga menyoroti potensi peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
“Kedepan, SPBU itu juga akan memasuki sunset industri, akan kenggelam jika komunitas mobil listrik semakin besar, dan mereka banyak yang beralih ke mobil listrik. Sehingga penjualan di SPBU semakin berkurang,” tuturnya.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com