> >

Pengamat Setuju Tarif KRL Orang Kaya Lebih Mahal: Yang Miskin Dibayarin dengan Subsidi

Kebijakan | 28 Desember 2022, 10:56 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, akan ada tarif khusus bagi penumpang KRL yang mampu secara finansial. Mereka akan diberikan kartu khusus saat tapping di stasiun. (Sumber: Kompas.com/KRISTIANTO PURNOMO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai, rencana penerapan Tarif khusus bagi penumpang KRL yang mampu memang diperlukan. Yaitu agar subsidi tarif KRL dari negara, dinikmati oleh orang yang tepat.

Selama ini, pemerintah mensubsidi tiket KRL untuk semua penumpang. Padahal ada kalangan yang mampu membayar tarid KRL normal atau tarif sebelum disubsidi.

"Di commuter line seluruh dunia itu kan enggak boleh ada dua kelas. Hanya ada satu kelas," kata Agus saat dihubungi Kompas TV, Rabu (28/12/2022).

Sehingga KAI tidak bisa membedakan gerbong dan kelas KRL Commuterline seperti KA jarak jauh. Di mana ada kelas Eksekurif, bisnis, dan ekonomi.

"Makanya dibuat sistem seperti ini. Yang miskin dibayarin dengan subsidi, yang kaya bayar tarif normal," ujarnya.

Namun, memang perlu dicermati bagaimana KAI membedakan layar belakang ekonomi para penumpangnya. Kalaupun menggunakan data Kementerian Dalam Negeri ataupun Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial, harus selalu diupdate.

Baca Juga: Siap-Siap! Orang Kaya Naik KRL akan Kena Tarif Khusus yang Lebih Mahal

Pasalnya, masyarakat sudah menjadikan KRL sebagai transportasi sehari-hari.

"Ada orang miskin yang tiba-tiba kaya dalam sehari, atau yang kaya mendadak jatuh miskin. Itu kan harus dipikirkan," ucapnya.

Agus menjelaskan, jika pembedaan tarif tidak diberlakukan, PT Kereta Commuter Indonesia bisa kolaps. Tahun depan saja, ada 10 rangkaian KRL yang harus diganti karena rusak dan usianya tua. Sehingga membahayakan keselamatan penumpang jika masih digunakan.

"Nah itu harus beli kereta uangnya darimana? Kalau mengandalkan Penyertaan Modal Negara (PMN) saja enggak cukup," tuturnya.

Untuk menghindari protes penumpang, Agus mengatakan KAI harus bisa mensosialasikan kebijakan ini dengan baik. Masyarakat harus mengetahui dengan jelas basis data yang digunakan, mekanisme yang dipakai untuk penumpang mampu dan tidak mampu, serta perhitungan tarif sebelum dan setelah disubsidi.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, akan ada tarif khusus bagi penumpang KRL yang mampu secara finansial. Mereka akan diberikan kartu khusus saat tapping di stasiun.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Pengembangan Stasiun Manggarai Tahap I, Kini Ada 14 Jalur KA

"Tapi nanti ada pakai kartu. Yang berdasi, yang kemampuan finansialnya tinggi, mesti bayar lain. Jadi kalau average sampai 2023 kita rencanakan tidak naik ya," kata Budi seperi dikutip dari Kompas.com, Selasa (27/12/2022).

Sebagai informasi, saat ini tarif KRL adalah Rp 3.000 untuk 25 kilometer pertama. Kemudian tarifnya sebesar Rp 1.000 untuk 10 km berikutnya.

Seperti BUMN lainnya, PT KAI juga punya kewajiban untuk melayani publik, selain mengejar keuntungan. Setiap tahunnya, KAI mendapat dana dari pemerintah untuk mensubsidi tiket kereta masyarakat. Yakni kereta kelas ekonomi dan kereta perintis. Dengan begitu, masyarakat menengah ke bawah bisa menikmati layanan kereta api dengan harga terjangkau.

Seperti yang dilakukan KAI pada awal tahun ini. KAI menandatangani kontrak Kewajiban Pelayanan Publik KA Ekonomi dan subsidi Kereta Api Perintis Tahun 2022 sebesar Rp3,237 triliun dengan Kementerian Perhubungan. Rinciannya, Rp3,051 triliun untuk PSO KA Ekonomi dan Rp186,7 miliar untuk subsidi KA Perintis.

Baca Juga: Jokowi: LRT Jabodebek akan Beroperasi Bareng dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

KAI menjalani penugasan pelayanan publik yang telah dimulai sejak 1 Januari sampai 31 Desember 2022. PSO tersebut dialokasikan untuk perjalanan KA Jarak Jauh, KA Jarak Sedang, KA Lebaran, KA Jarak Dekat, KRD, KRL Jabodetabek, dan KRL Yogyakarta.

Untuk kereta perintis, terdiri dari KA Perintis Cut Meutia (Kuta Blang - Krueng Geukeuh pp), KA Perintis Lembah Anai (Bandara Internasional Minangkabau - Kayu Tanam pp), KA Perintis Minangkabau Ekspres (Pulau Aie - Bandara Internasional Minangkabau pp), KA Perintis LRT Sumatera Selatan (Bandara - DJKA pp), dan KA Perintis Bathara Kresna (Purwosari - Wonogiri pp).

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU