Uji Coba Tol Nirsentuh Dimulai 1 Juni 2023 di Bali, Bayar Tol Tak Perlu Berhenti
Kebijakan | 8 Desember 2022, 08:27 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) akan dilakukan pada 1 Juni 2023 di Bali. Pelaksanaan uji coba itu mundur dari jadwal awal yang diumumkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Tadinya, sistem itu akan mulai di uji coba di sejumlah ruas tol pada akhir tahun ini. Kemudian ditargetkan mulai beroperasi penuh pada tahun 2023.
Direktur Utama PT. Roatex Indonesia Toll System (RITS) Peter Ong mengatakan, Bali dipilih setelah melalui proses diskusi. Pemerintah menilai ruas tol di Bali belum terlalu padat, sehingga akan lebih mudah melaksanakan pengawasan untuk memastikan semua sistem berjalan dengan baik.
Selama uji coba, lanjut dia, kegiatan sosialisasi dilakukan lebih masif agar segala informasi bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. RITS sendiri adalah Badan Usaha Pelaksana sistem MLFF.
"Setelah Bali sudah menerapkan MLFF secara keseluruhan, baru kemudian kita akan uji coba di ruas tol lain," kata Peter seperti dikutip dari Antara, Rabu (7/12/2022).
Baca Juga: Aplikasi Cantas untuk Bayar Tol Nirsentuh Enggak Pakai Kuota Internet
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, uji coba dilakukan secara bertahap. Selama masa transisi itu, pengguna bisa langsung bertransaksi melalui sistem MLFF menggunakan aplikasi tanpa melewati palang tol.
Namun gerbang untuk transaksi nontunai konvensional masih tetap beroperasi.
"Kita mulai dengan hilangkan satu gerbang dulu di satu runs tol untuk MLFF, sementara gerbang yang lain tetap bisa digunakan untuk transaksi nontunai dengan kartu elektronik," ujar Danang.
Ia menyatakan, dengan tol nirsentuh maka sistem transaksi tol akan lebih cepat karena pengguna tidak perlu lagi berhenti untuk menempelkan kartu elektronik, sehingga dapat mengurangi antrean di gerbang tol. Selain itu, MLFF membuat biaya operasional pengumpulan tol semakin efisien.
"Nanti untuk melintasi jalan tol, pengguna cukup mengunduh aplikasi Cantas dan melakukan registrasi, serta memastikan saldo tersedia. Karena akan ada Gantry yang akan mengawasi kendaraan di beberapa titik di ruas tol agar tidak ada pelanggaran," ujarnya.
Baca Juga: Mari Mengenal Cantas, Aplikasi Penunjang Sistem MLFF untuk Pembayaran Tol
Rencana uji coba ini juga didukung dengan hasil Penelitian yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada Juli 2022. Penelitian tersebut menyebutkan sebanyak 92.2 persen dari 1.341 pengguna tol yang disurvei mengatakan setuju dengan sistem MLFF.
Ketua YLKI Tulus Abadi mengungkapkan, ada dua alasan utama konsumen mendukung sistem ini. Yakni dari sisi waktu tunggu di gerbang tol terutama pada jam padat. Serta pengguna menilai lalu lintas kendaraan di jalan tol dapat berjalan lebih lancar dengan adanya sistem MLFF.
“Selain setuju, pengguna tol yang kami survei itu juga menyampaikan kesiapan mereka jika sistem MLFF diberlakukan sebagai sistem pembayaran tol,” kata Tulus.
Rencana pemerintah mentransformasi sistem tol ini salah satunya dilatarbelakangi hasil studi kelayakan yang dilakukan Roatex. Studi tersebut menyebut, kemacetan yang terjadi di gerbang tol mengakibatkan kerugian hingga Rp 4,4 triliun per tahun.
Terkait aplikasi Cantas sendiri, bisa digunakan tanpa menggunakan kuota internet.
Baca Juga: Polri Minta Penerapan Sistem MLFF untuk Jalan Tol Ditunda, Alasannya karena Belum Ada Dasar Hukumnya
"Aplikasi ini dampaknya pada pemakaian data atau kuota internet. Terkait pemakaian data ini juga kita dalam proses awal untuk melakukan kerjasama dengan operator telekomunikasi di Indonesia, karena nanti kita menjadikan aplikasi Cantas itu adalah aplikasi yang boleh dikatakan bebas kuota," kata perwakilan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) Emil Iskandar, pada bulan Mei 2022 lalu.
Aplikasi Cantas akan dibuat bebas kuota, karena pemerintah mencari solusi agar masyarakat tidak terbebani dengan sistem pembayaran nirsentuh.
"Maka dari itu kami buatkan solusi yang dinamakan Electronic On-Board Unit (e-OBU) dengan cara hanya mengunduh aplikasi, dan dalam aplikasi tersebut sudah ada built-in OBU-nya sehingga pengguna tol tidak perlu lagi membeli OBU dalam bentuk fisik," ucapnya.
Pihak RITS juga menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia terkait sistem pembayaran. Ia pun menegaskan pihaknya tidak hanya bekerja sama dengan satu alat pembayaran, agar tidak eksklusif.
Namun, instrumen pembayaran yang ingin terintegrasi dengan aplikasi Cantas harus memenuhi sejumlah syarat.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Gerbang Tol Dihapus, Uji Coba Pembayaran Pakai Aplikasi Dimulai Juni 2023
"Pembayaran yang nanti terdapat dalam aplikasi kami ini sudah boleh dikatakan comply dengan apa yang menjadi persyaratan atau requirement Bank Indonesia dalam melaksanakan sistem pembayaran di Indonesia," kata Emil.
"Tetapi kita juga membuka seluas-luasnya kepada seluruh instrumen pembayaran di Indonesia untuk bergabung atau terintegrasi dengan aplikasi Cantas. Namun dengan persyaratan atau eligibilitas yang harus dipenuhi oleh instrumen-instrumen pembayaran yang nantinya akan terintegrasi dengan aplikasi Cantas," ujarnya.
PT RITS adalah pemenang lelang yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Perusahaan itu terpilih sebagai pemenang tender untuk merancang, membangun, membiayai, menyelenggarakan, memelihara dan mentransfer Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Sistem MLFF.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara