Punya Pangsa Pasar Ekonomi yang Besar, Indonesia Dinilai Masih Aman dari Ancaman Resesi Global 2023
Ekonomi dan bisnis | 26 November 2022, 08:18 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia dinilai mempunyai daya tahan dalam menghadapi ancaman resesi global pada tahun 2023.
Hal ini karena Indonesia punya pangsa pasar ekonomi yang besar yang bisa dikapitalisasi sehingga dapat menjadi modal besar dan dan dimanfaatkan agar tak terpuruk dalam resesi.
Demikian diungkapkan mantan Kepala Dewan Pertimbangan Presiden Prof. Dr. Sri Adiningsih pada webinar nasional bertema Antisipasi Resesi Global 2023: Kasus Indonesia, Jumat (25/11/2022).
"Indonesia masih memiliki daya tahan yang terjaga. Meskipun agak gelap sedikit, tapi kita masih punya harapan,” ujar Sri yang juga ekonom senior Universitas Gadjah Mada (UGM), dikutip dari Antara.
Adapun mantan Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro menuturkan, dampak pelemahan ekonomi global di negara-negara maju kini sudah terasa.
Namun, hal tersebut tidak akan berdampak besar pada negara-negara menengah, seperti Indonesia. Meski begitu, resesi bakal membuat komoditas ekspor Indonesia sedikit terganggu.
Baca Juga: Setelah Inggris dan Rusia, 19 Negara Uni Eropa Berpotensi Menyusul Masuk ke Jurang Resesi
"Indonesia harus pintar menahan pelemahan global yang akan terjadi. Untuk Indonesia menyambut 2023, kalau ternyata pertumbuhan ekonomi melambat maka yang harus dijaga adalah inflasi supaya tetap terkendali," tuturnya.
Menurut Bambang, kemampuan pemerintah Indonesia mengendalikan nilai inflasi pangan akan menjaga imbas buruk terhadap kelompok ekonomi menengah ke bawah dan mencegah naiknya angka kemiskinan.
Pemerhati isu strategis Universitas Indonesia, Chudry Sitompul, dalam hal ini menekankan bahwa ekonomi dan politik saling memengaruhi satu sama lain.
Oleh karenanya, dampak resesi global bagi Indonesia harus diantisipasi mengingat saat ini juga memasuki tahun politik menjelang Pemilu 2024.
Baca Juga: Ridwan Kamil: Pekerja Kena PHK Akibat Resesi 2023 Akan Dapat BLT
Sementara Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto mengatakan, krisis pangan dan energi yang terjadi saat ini akibat perang Ukraina dan Rusia menjadi keprihatinan dunia.
"Pelemahan ekonomi dunia juga tidak dapat dihindari di banyak negara," tutur Hery.
Hery berpendapat Indonesia harus mampu menyiapkan skema antisipasi ancaman resesi global tahun 2023, apalagi mendekati tahun politik 2024.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara