> >

Pemerintah Menggebu soal Hilirisasi, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Ungkap Progresnya

Ekonomi dan bisnis | 10 November 2022, 18:20 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis 10 November 2022. (Sumber: Tangkapan layar siaran YouTube Kementerian Investasi - BKPM)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah berencana untuk memperluas hilirisasi di sejumlah sektor, khususnya gas dan pangan. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

"Presiden setelah melihat hilirisasi di sektor pertambangan, terutama nikel, yang ternyata berhasil, Presiden minta kami untuk menghitung baik dan menyusun langkah agar terjadi hilirisasi gas," ujarnya dalam konferensi pers "Investasi Terus Tumbuh Topang Pertumbuhan Ekonomi" yang disiarkan kanal Youtube Kementerian Investasi - BKPM, Kamis (10/11/2022).

Sumber Gas di Papua Barat

Bahlil menyatakan, Kementerian Investasi mendukung pembangunan pabrik pupuk dan fasilitas produksi blue ammonia di Papua Barat yang merupakan salah satu sumber gas bumi.

"Kita juga akan bangun blue ammonia dengan Kementerian ESDM. Kita akan maksimalkan untuk membangun pabrik pupuk di Papua Barat. Kenapa Papua Barat? Karena asal gasnya dari Papua. Jadi blue ammonia di Bintuni, (pabrik) pupuknya di Fakfak," bebernya.

Baca Juga: Apa Kabar Hilirisasi Nikel Indonesia? Dilirik Elon Musk dan Sekarang Digugat Uni Eropa di WTO

Selain itu, pihaknya tengah mendukung pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur. Diketahui, saat ini, 80 persen pasokan metanol Indonesia masih berasal dari impor.

Ia pun memastikan sudah ada investor yang menanamkan modalnya untuk proyek tersebut.

"Di sana investornya sudah ada, dari Amerika, bukan dari Asia," terang Bahlil.

Hilirisasi Sektor Pangan

Khusus untuk hilirisasi di sektor pangan, Bahlil menyebut Indonesia punya potensi besar untuk memanfaatkan momentum saat ini di tengah krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina.

"Sekarang kita lagi dorong, mulai dari mana hilirisasinya, baik itu perikanan maupun pangan dalam konteks yang umum. Kami sudah menuju ke sana karena investasinya tidak besar tapi marketnya besar," sebut Bahlil.

Perang Rusia-Ukraina menyebabkan terjadinya krisis energi dan pangan. Indonesia dinilai punya peluang besar untuk menjadi pusat ketahanan pangan dunia karena potensi alam yang melimpah dan sumber daya manusia.

“Ini peluang yang akan dilakukan," katanya.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU