> >

Dua Tahun Suram, Kini Pengusaha Kerajinan dan Makanan Bali Banjir Pesanan Seiring KTT G20

Ekonomi dan bisnis | 10 November 2022, 14:42 WIB
Pekerja melayani pengunjung di Krisna Oleh-Oleh Bali, Kuta, Badung, Bali, Sabtu (30/1/2021). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Para penyedia kerajinan dan makanan di Bali mengakui banjir pesanan selama rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali berlangsung. Mengingat, setelah hampir dua tahun Bali sepi wisatawan karena pandemi.

Hal ini seperti yang diungkapkan Zian, seorang perajin usaha Keben. Ia mengaku telah mendapatkan pemesanan sebanyak 700 keben dari salah satu hotel tempat delegasi G20 menginap di Nusa Dua.

“Saya senang sekali ikut dapat berkah dari kegiatan G20 ini. Soalnya, lama saya tidak mendapat pemesanan seperti semenjak terhenti karena pandemi,” ungkap Zian, melalui keterangan resmi, Kamis (10/11/2022), dikutip dari Antara.

Keben merupakan kerajinan anyaman bambu yang berbentuk menyerupai kubus dengan beragam ukuran, warna dan gambar.

Anyaman ini biasa dipakai masyarakat lokal Bali untuk meletakkan sesaji berupa makanan dibawa ke pura, atau menyimpan barang lainnya.

Menurut Zian, pesanan keben yang diterimanya digunakan untuk tempat makanan, selain keben anyaman bambu, ia juga mendapat pesanan keben berukir berbahan stainless.

Baca Juga: Ini Daftar CEO Global yang Hadiri G20 Bali, Elon Musk Masuk Tamu VVIP

Asisten Manajer Krisna Oleh-Oleh outlet Jalan By Pass Kadek Bhuana mengungkapkan dalam dua bulan ini, tokonya mencatat kenaikan kunjungan wisatawan asing dan lokal.

“Toko kembali ramai. Pemandangan ini benar-benar membuat semangat dan optimis. Bali bisa bangkit,” ungkap dia.
 

Sebelum dikunjungi delegasi, lanjutnya, toko terlebih dahulu mendapatkan pemeriksaan ketat dari petugas pengamanan agar para delegasi aman dan nyaman berbelanja oleh-oleh.

Pemasok kaos barong dari Gianyar Ni Wayan Erni Lestari menuturkan hal serupa. Ia bahkan mengaku kewalahan dengan pesanan baju tanpa kerah dengan dasar warna-warni bergambar kepala barong yang menjadi unggulan oleh-oleh khas Bali di sejumlah outlet ini.

“Senang sekali dan astungkara (semoga) tetap menjadi favorit oleh-oleh dari Bali,” katanya.

Dengan demikian, puncak presidensi di KTT G20 pun menjadi nafas optimisme para penyedia oleh-oleh, setelah hampir dua tahun Bali sepi dari kedatangan wisatawan asing serta menjadi harapan berputarnya kembali roda pariwisata Bali.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU