JK Tegur Sri Mulyani karena Sering Bicara Resesi, Stafsus Menkeu: Tujuan Pak JK Baik
Ekonomi dan bisnis | 3 November 2022, 14:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu, karena kerap menyampaikan ancaman resesi ekonomi dunia. Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo menyatakan teguran dari JK itu bertujuan baik.
"Saya rasa tujuan Pak JK baik karena beliau memiliki pengalaman panjang sebagai wapres dan pengusaha. Kita tidak ingin menakuti-nakuti," kata Yustinus saat dikonfirmasi Kompas TV, Kamis (3/11/2022).
"Dari awal Bu Menteri, Presiden, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan yang lain itu memberikan background agar kita bersyukur bahwa Indonesia relatif lebih baik dari banyak negara atau proyeksi global," sambungnya.
Yustinus menyatakan, tetap optimistis dengan kondisi perekonomian Indonesia. Terlihat dari tagline di dalam APBN 2023, di mana pemerintah ingin menjaga optimisme dan kewaspadaan.
Baca Juga: Banyak Negara Sedang Berkonflik, JK Sebut KTT G20 Bali akan Ribet dan Dilematis
Sebelumnya, Jusuf Kalla berbagi cerita soal dirinya yang menegur Bendahara Negara itu melalui telepon. Hal tersebut diceritakan oleh JK secara langsung dalam acara HUT ke-44 Bukaka di Grand Indonesia Kempinski Ballroom, Jumat (28/10/2022).
Dia menceritakan perihal percakapannya dengan Sri Mulyani tentang kondisi perekonomian saat ini. Dalam percakapan tersebut, JK mengaku memberikan peringatan kepada Menkeu agar tidak menakut-nakuti publik.
"Saya bilang ke Sri Mulyani, jangan selalu kasih takut-takut orang besok akan, tahun depan akan kiamat. Saya telepon, jangan begitu, jangan kasih takut semua orang," kata JK.
Baca Juga: JK Ajak Masyarakat Optimistis di 2023: Resesi Tidak Banyak Sentuh Asia Tenggara
Pada kesempatan yang berbeda, JK menilai Indonesia akan tahan terhadap krisis ekonomi yang melanda dunia.
Bukan hanya Indonesia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga menurutnya masih mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik.
"Di Asia Tenggara jauh relatif lebih baik, termasuk Indonesia. Kalau kita lihat ramalan World Bank, Vietnam tumbuh 7,5 persen, Filipina sekitar 7 persen, kalau tidak salah, Malaysia 6,4 persen, dan Indonesia 5 persen. Di ASEAN ini kita nomor 4," kata JK dalam diskus virtual "Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia Post G20 Presidency", Rabu (2/11/2022).
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV