Pemerintah Upayakan Indonesia jadi Negara Maju 21 Tahun Lagi
Ekonomi dan bisnis | 3 November 2022, 14:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara maju pada 2043, mundur setidaknya lima tahun dari target semula pada 2036-2038.
“Kita akan keluar dari middle income trap pada 2043,” kata Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Ekonomi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ichsan Zulkarnaen dalam webinar Indonesia Development Talk 8 di Jakarta, Kamis (3/11/2022), dikutip dari Antara.
Ichsan Zulkarnaen menuturkan, realisasi capaian perekonomian Indonesia saat ini tak terpenuhi karena pandemi Covid-19. Tak hanya perekonomian Indonesia, pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian seluruh negara.
Pada 2043 Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia ditargetkan mencapai 15.287 dolar AS atau tumbuh dari target PDB per kapita pada 2040 yang sebesar 11.332 dolar AS.
Baca Juga: Sidang Tahunan, Jokowi Sebut Inflasi Indonesia Jauh di Bawah Negara Maju
Sejumlah upayanya
Untuk mencapai target tersebut pemerintah berfokus melakukan pengembangan sumber daya manusia, membangun infrastruktur, menyederhanakan aturan, menyederhanakan birokrasi, dan melakukan transformasi ekonomi.
Tak hanya itu, pemerintah terus berupaya meningkat investasi yang masuk untuk mendukung peningkatan PDB dengan terus memperbaiki iklim investasi.
Pada 2023, investasi yang masuk ke dalam negeri ditargetkan dapat mencapai Rp6.534,3 triliun.
Dari target tersebut, sebesar 83,6 persen atau senilai Rp5.368,6 triliun diharapkan datang dari pelaku usaha, sebesar 9,8 persen atau senilai Rp640,8 triliun dari investasi pemerintah, dan sampai 8 persen atau Rp525 triliun datang dari investasi BUMN.
Pemerintah dalam investasi berfokus pada program berskala besar agar bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja, meningkatkan investasi dalam sektor manufaktur, melanjutkan reformasi birokrasi, dan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang berinvestasi pada sektor strategis.
“Pemerintah memprioritaskan sektor manufaktur bersama dengan sektor hilir dan sektor medis, yang secara langsung berdampak terhadap perekonomian nasional, terutama tingkat penyerapan tenaga kerja,” ucapnya.
Adapun sampai Juni 2022 sektor manufaktur memiliki investasi dengan nilai terbesar kedua atau mencapai 39,5 persen dari total investasi.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV