Banyak Negara Sedang Berkonflik, JK Sebut KTT G20 Bali akan Ribet dan Dilematis
Ekonomi dan bisnis | 3 November 2022, 12:55 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden RI Ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menyatakan, Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 dalam kondisi yang sulit. Sehingga pertemuan puncak G20 pertengahan November nanti akan dilematis.
Lantaran negara anggota G20 banyak yang sedang berkonflik. Seperti Rusia-Ukraina dan juga Rusia dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Serta AS yang juga berkonflik dengan China dan Arab Saudi.
“Mungkin yang paling ribet. Saya pernah menghadiri beberapa pertemuan G20, terakhir di Argentina, semuanya berjalan mulus, tapi pertemuan ini pasti mengalami banyak kendala karena adanya perang dan masalah lain,” kata JK dalam diskusi virtual "Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia Post G20 Presidency", Rabu (2/11/2022).
KTT G20 akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022. JK berharap, pertemuan itu bisa jadi momen perdamaian bagi Rusia-Ukraina dan negara-negara yang mendukungnya. Meskipun memang tidak mudah.
Baca Juga: Teleponan dengan Jokowi, Vladimir Putin Sebut akan Kirim Bantuan Gandum Ke Negara Miskin
"Tetapi yang di Bali ini akan menghadapi banyak kendala karena adanya perang dan juga masalah-masalah perdagangan. Amerika bertentangan dengan Turki dan China dan juga dengan Arab Saudi. Putin saling mengembargo dengan negara-negara Eropa sehingga terjadilah krisis ekonomi dunia," tutur JK.
"Ini artinya pertemuan G20 yang akan berlangsung nanti tidaklah mulus," katanya.
JK menyebut, negara-negara yang terlibat konflik adalah negara yang punya kekuatan ekonomi besar di dunia.
“Tentu agak dilematis Indonesia menjadi Presidensi G20 saat konflik terjadi. Sebelumnya pertemuan G20 berlangsung dengan damai dan semuanya bisa dicapai meski kepentingan negara berbeda-beda,” ujar Ketua Palang Merah Indonesia ini.
Baca Juga: Indonesia Dipuji Selenggarakan Forum Keagamaan G20 Pertama, Diharap Jadi Jembatan Timur dan Barat
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan menghubungi tiga pemimpin negara G20.
"G20, tinggal tiga (pemimpin) yang belum (memberikan konfirmasi kehadiran), nanti akan saya telepon untuk mengonfirmasi kedatangan beliau-beliau," kata Presiden Jokowi di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu.
Namun, Jokowi tidak menyebut tiga pemimpin negara yang belum menyatakan kehadiran tersebut.
Jokowi menilai tingkat kehadiran para pemimpin G20 pada KTT G20 mendatang terbilang cukup tinggi. Berdasarkan data sementara, tercatat 17 hingga 18 pemimpin anggota G20 yang memberikan konfirmasi kehadiran di pertemuan puncak rangkaian Presidensi G20 Indonesia itu.
Baca Juga: Menteri Kesehatan G20 Sepakat Bergerak ke Dunia Tahan Pandemi Meski Ada Ketegangan Geopolitik
Menurut Jokowi, sebuah kehormatan bagi Indonesia ketika ada sekitar 17—18 pemimpin negara yang memastikan hadir pada pertemuan tersebut.
"Akan tetapi, 17—18 (pemimpin) sebuah angka yang banyak sekali, di dalam keadaan normal itu banyak sekali, artinya pada situasi sangat sulit sekali, beliau-beliau datang itu sebuah kehormatan bagi kita," kata Jokowi.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :