> >

JK Ajak Masyarakat Optimistis di 2023: Resesi Tidak Banyak Sentuh Asia Tenggara

Ekonomi dan bisnis | 3 November 2022, 12:23 WIB
Jusuf Kalla saat bertemu dengan pemerintah Afghanistan (23/12/2020). Ia menilai Indonesia akan tahan terhadap krisis ekonomi yang melanda dunia pada 2023. (Sumber: Instagram @jusufkalla )

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden era Presiden Susilo Bambang Yuhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi), Jusuf Kalla, menilai Indonesia akan tahan terhadap krisis ekonomi yang melanda dunia. 

Bukan hanya Indonesia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga masih mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Hal itu disampaikan JK dalam diskus virtual "Global Economy: Reflections and Challenges for Indonesia Post G20 Presidency", Rabu (2/11/2022).

"Di Asia Tenggara jauh relatif lebih baik, termasuk Indonesia. Kalau kita lihat ramalan World Bank, Vietnam tumbuh 7,5 persen, Filipina sekitar 7 persen, kalau tidak salah, Malaysia 6,4 persen, dan Indonesia 5 persen. Di ASEAN ini kita nomor 4," kata JK. 

"Saya yakin resesi dunia tidak banyak sentuh Asia dan Asia Tenggara," ujarnya. 

 

Menurut JK, ekonomi Indonesia bisa tetap tumbuh karena banyak mengambil peluang dari dampak perang Rusia-Ukraina. Perang tersebut menyebabkan krisis energi dan krisis pangan, yang membuat biaya hidup di banyak negara jadi sangat tinggi, serta bencana kelaparan di negara-negara miskin. 

Baca Juga: Tips Hadapi Resesi Ekonomi 2023, Mulai dari Simpan Uang Tunai hingga Lunasi Utang Konsumtif

"Ada peluang dari krisis energi dan pangan, justru berikan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Buktinya kita jual batu bara, supply mereka dengan batu bara, yang harganya naik. Pengusaha dapat keuntungan tinggi, di samping itu negara tentu dapat pendapatan pajak daripada ekspor," kata Jusuf Kalla. 

"Itu bisa kurangi defisit, ada positifnya neraca perdagangan kita jadi lebih baik, lebih surplus," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengakui nilai tukar rupiah melemah imbas dari krisis. Namun hal itu juga bisa dimanfaatkan dengan menggenjot ekspor, karena produk dari Indonesia menjadi murah. 

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU