Liz Truss Mundur Saat Inflasi Inggris Tertinggi dalam 40 Tahun, Anak Kelaparan, Upah Pekerja Turun
Ekonomi dan bisnis | 21 Oktober 2022, 08:56 WIBBanyak warga Inggris akhirnya mengurangi porsi makan mereka, agar bisa menyalakan pemanas ruangan jelang musim dingin. Atau sebaliknya, bisa makan tapi harus kedinginan yang justru berbahaya.
Banyak perempuan Inggris juga akhirnya memutuskan menjadi pekerja seks komersial (PSK). Data English Collective of Prostitution menyebutkan, dimulai Juni dan berakhir September, ada tambahan 1/3 perempuan menjadi PSK. Banyak warga yang menjadi PSK ini merupakan orang tua tunggal. Di Inggris, bisnis prostitusi dilegalkan pemerintah.
Krisis ekonomi di Inggris bahkan dirasakan hingga anak-anak, yang harus kelaparan karena tidak membawa bekal. Orangtua mereka tidak punya cukup uang untuk membuatkan bekal anak atau memberi mereka uang jajan.
Inggris juga memangkas besar-besaran dana bantuan ke luar negeri. Selama ini, negara tersebut dikenal sebagai salah satu pendonor besar untuk isu-isu kemiskinan, perubahan iklim, serta maslaah perempuan dan anak.
Baca Juga: Krisis Kian Parah, Inggris Putuskan Memangkas Tajam Bantuan Luar Negeri, Bencana Ekonomi Menanti
Saat masih menjabat, Truss memerintahkan Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng untuk mengurangi pajak hingga 48 miliar dollar AS tanpa mengurangi belanja negara. Termasuk menghapus tarif pajak penghasilan bagi 45 persen orang kaya Inggris. Otomatis pemasukan negara berkurang, padahal Inggris sedang membutuhkan banyak uang untuk membantu warganya yang kesulitan.
Pasar keuangan khawatir Inggris akan semakin banyak berutang namun tidak mampu membayarnya. Nilai tukar poundsterling pun jatuh, bunga pinjaman ke bank dan bunga KPR pun meningkat.
Bank of England harus mengeluarkan dana miliaran pounds untuk menstabilkan nilai mata uang tersebut. Liz Truss kemudian memecat Kwarteng dan menggantikannya dengan Jeremy Hunt. Menkeu baru Inggris ini berkata akan merombak kebijakan fiskal yang lama. Hunt justru akan memangkas pengeluaran negara dan meningkatkan pajak untuk mengurangi utang.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :