Bank Syariah Indonesia Siap Danai Industri Makanan Minuman Halal, Mulai dari Hulu hingga Hilir
Perbankan | 26 September 2022, 14:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menyatakan siap mendukung aspirasi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal di dunia. Khususnya di sektor industri makanan dan minuman (mamin) halal.
Direktur Treasury & International Banking BSI Moh. Adib mengatakan, BSI bisa mengambil peran dalam mendanai industri mamin mulai dari hulu yakni produksi, hingga hilir yakni pemasaran.
Hal itu ia sampaikan dalam webinar "Membangun Industri Makanan & Minuman Halal dalam Negeri serta Dukungan Perbankan Syariah", Senin (26/9/2022). Acara tersebut merupakan kerja sama antara BSI dan Kompas TV.
Baca Juga: Kebutuhan Kepemilikan Rumah Capai 12,75 Juta Unit, Wapres: Tapera Syariah Salah Satu Cara Wujudkan
“Label yang melekat pada Indonesia sebagai the largest muslim population in the world (populasi muslim terbesar di dunia, red) menjadi berkah tersendiri, di mana Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat menjadi prominent leader, key player, dan trend setter dalam berbagai upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di kancah global,” kata Adib dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Berdasarkan Halal Market Report 2021-2022, industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki pangsa pasar terbesar di dunia, yaitu USD135 miliar atau di kisaran Rp1.958 triliun.
Namun di sisi lain, industri pengolahan nasional secara umum juga masih bergantung pada impor. Ia menyebut sekitar 71 persen dari total impor Indonesia merupakan impor bahan baku dan barang industri pengolahan.
Dengan industri mamin halal, Adib menilai bisa mengurangi ketergantungan impor dan membangun industri dari hulu ke hilir di dalam negeri. Serta melakukan sertifikasi halal di setiap produk dan bahan baku dalam proses produksi dan rantai pasok (supply chain).
Baca Juga: Jokowi: Perang Rusia-Ukraina akan Lama, 19.600 Orang Mati Kelaparan Setiap Hari
“Dengan strategi tersebut, diharapkan menjadi peluang Indonesia dalam mendorong pertumbuhan industri makanan dan minuman hingga ke segmen industri kecil dan menengah,” ucap Adib.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan, industri mamin halal sangat berpotensi dikembangkan karena berkaca pada industri mamin secara keseluruhan, yang berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB).
Ia menyebut industri mamin adalah penyumbang PDB terbesar kedua setelah manufaktur. Pihaknya telah berdiskusi dengan banyak pihak untuk mewujudkan konsep strategis pengembangan industri halal dalam rantai pasokan dunia.
Baca Juga: BI Rate Diprediksi Naik, Ekonom: Para Pencari Kredit ke Bank Tetap Banyak
Di antaranya dengan membuat lebih banyak kawasan industri halal (KIH). Saat ini Indonesia sudah memiliki KIH di Cikande dan Sidoarjo.
"Tapi kita butuh zona halal industri manufaktur besar yang bisa jadi bagian global value chain. Kita siapkan itu di Batam, nantinya perusahaan yang masuk di kawasan itu bisa mendapatkan berbagai insentif," tuturnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV