> >

Kenaikan Suku Bunga AS Ternyata Penyebab PHK Karyawan Shopee, Ini Penjelasannya

Ekonomi dan bisnis | 22 September 2022, 10:46 WIB
CEO Sea Ltd Forrest Li. Sea Limited yang merupakan induk Shopee sedang jalankan efisiensi ketat agar keuangan perusahaan bisa mandiri dan tidak bergantung pada investor. (Sumber: South China Morning Post)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan Shopee Indonesia terhadap ratusan karyawannya, tak terlepas dari kondisi keuangan sang induk usaha, yaitu Sea Ltd. 

Perusahaan berbasis teknologi asal Singapura itu kini sedang menjalankan efisiensi ketat. Jajaran direksi Sea bahkan berkomitmen untuk tidak mengambil gaji mereka sampai kondisi keuangan perusahaan membaik.

Mengutip dari South China Morning Post, Kamis (22/9/2022), efisiensi yang dilakukan raksasa game dan e-commerce Singapura itu adalah upaya untuk melindungi diri dari perlambatan ekonomi yang mengancam perusahaan teknologi. 

"Tim kepemimpinan telah memutuskan bahwa kami tidak akan mengambil kompensasi tunai sampai keuangan perusahaan bisa mandiri," kata Chief Executive Officer Sea Ltd. Forrest Li.

Baca Juga: PHK Karyawan, Shopee Pastikan Beri Pesangon Plus Gaji dan Asuransi Kesehatan Masih Berlaku

Pernyataan Li itu terdapat di dalam memo internal yang dikirim ke staf, beberapa hari setelah Sea menutup operasi di beberapa negara dan memangkas staf di seluruh divisinya. 

“Kita sekarang dapat melihat bahwa ini bukan badai yang berlalu dengan cepat: kondisi negatif ini kemungkinan akan bertahan hingga jangka menengah," tambahnya. 

Forrest Li mengakui saat ini bisnis sedang sulit. Yakni di era kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, dan pasar yang bergejolak. 

Seperti diketahui, bank sentral di berbagai negara khususnya Amerika Serikat, telah beberapa kali menaikkan suku bunga acuannya. Hal itu membuat investor global mengalihkan investasi mereka ke instrumen yang lebih aman atau safe haven. 

Baca Juga: Aturan Main di Bisnis Penyewaan Jet Pribadi: Siapapun Tamunya, yang Penting Bisa Bayar Sesuai Harga

Misalnya emas, surat utang pemerintah AS, hingga menyimpan aset dalam mata uang dollar AS. Investor juga mempertanyakan prospek keuntungan perusahaan teknologi dan harga saham.perusahaan teknologi yang terus menurun. 

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU