Soal Kenaikan Harga BBM, Tenaga Ahli KSP: Sedang Dikaji secara Serius
Ekonomi dan bisnis | 28 Agustus 2022, 18:16 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah hingga saat ini tengah mengkaji wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Demikian kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono dalam program Kompas Petang Kompas TV, Minggu (28/8/2022).
"Seperti penjelasan bapak Presiden, sekarang sedang dikaji secara serius," kata Edy.
Menurut penjelasannya, terdapat beberapa hal yang dikaji, salah satunya terkait opsi kebijakan.
"Opsinya ini kan tidak mudah semua. Apakah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi? Itu jelas tidak mudah karena angkanya sudah besar sekali," jelasnya.
"Atau menaikkan harga juga tidak mudah mengingat dampaknya bagi masyarakat. Membatasi penggunaan BBM subsidi atau kompensasi juga bukan pilihan yang mudah. Oleh karena itu, sedang dibahas."
Sementara terkait kapan pemerintah akan mengumumkan soal kenaikan harga BBM, Edy mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Baca Juga: YLKI Minta Pemerintah Ubah Formula Penerimaan Subsidi BBM, Ini Alasannya
Dia hanya bisa memastikan bahwa sebelum ada pengumuman dari pemerintah, itu berarti tidak ada kenaikan harga BBM.
"Kalau ditanya kapan, terus terang kami juga tidak tahu pada titik ini ya, kapan gitu ya," ujarnya.
"Tapi kalau kami selalu menyampaikan, sebelum ada pengumuman resmi ya berarti (BBM) tidak naik."
Wacana kenaikan harga BBM berembus setelah anggaran subsidi energi dalam APBN 2022 meningkat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502 triliun.
Pada Jumat, 19 Agustus 2022, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberi sinyal kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga BBM pada pekan ini.
Namun hingga hari ini, Minggu (28/8/2022), belum ada tanda-tanda kenaikan harga BBM.
"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga ini," kata Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang disiarkan secara daring, Jumat, 19 Agustus 2022.
"Jadi Presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan terus demikian, karena kita harga BBM termurah se-kawasan ini. Kita jauh lebih murah dari yang lain dan itu beban terlalu besar kepada APBN kita."
Sementara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, jika dibiarkan dengan tren subsidi seperti ini maka belanja subsidi dan kompensasi BBM akan semakin besar.
“Perlu ditambah lagi 195,6 triliun sehingga menjadi Rp698 triliun sampai akhir tahun,” ujar Menkeu dalam jumpa pers yang juga dipantau, Jumat (26/8) petang.
Sehingga, salah satu cara untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi adalah dengan melakukan penyesuaian harga.
Tak hanya itu, masyarakat mampu juga diminta untuk ikut berkontribusi dengan beralih ke BBM nonsubsidi.
Pasalnya, anggaran subsidi ratusan triliun rupiah itu ternyata lebih banyak dinikmati orang kaya.
Baca Juga: Penolakan Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV