Pertama Kali Sejak Invasi Rusia, Ukraina Kembali Ekspor Pangan Lewat Pelabuhan
Ekonomi dan bisnis | 2 Agustus 2022, 06:19 WIBISTANBUL, KOMPAS.TV- Sebuah kapal yang mengangkut biji-bijian telah berangkat dari pelabuhan Odesa di Ukraina dan dijadwalkan tiba di Istanbul, Turki, pada Selasa (2/8) pukul 12.00 GMT atau Senin pukul 19.00 WIB. Kapal itu adalah kapal pertama Ukraina yang mengekspor bahan pangan setelah invasi Rusia.
"Kapal itu akan berlabuh di lepas pantai Istanbul sekitar pukul 15.00 (waktu setempat) untuk inspeksi bersama," kata Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/8/2022).
Kapal kargo Razoni berbendera Sierra Leone itu mengangkut 26.527 ton jagung dan akan melanjutkan perjalanan ke Tripoli setelah inspeksi di Istanbul.
Akar mengatakan, bahwa upaya pengiriman biji-bijian dari Ukraina akan terus berlanjut, karena hal itu merupakan masalah kemanusiaan.
Baca Juga: Orang Terkaya Ukraina Ikut Tewas saat Rusia Lakukan Serangan Rudal ke Mykolaiv
"Kapal-kapal berikutnya juga akan terus berjalan tanpa gangguan," ujarnya.
Menurutnya, krisis pangan global harus diatasi sebelum dapat memicu migrasi.
"Masalah ini dapat membawa gelombang migrasi serius dari Afrika ke Eropa dan Turki," ucapnya.
Ditengahi oleh Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ukraina dan Rusia menandatangani kesepakatan untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina. Yakni Odesa, Chernomorsk, dan Yuzhn.
Tujuannya, untuk melanjutkan ekspor biji-bijian seperti gandum dan jagung, yang telah terhenti selama berbulan-bulan akibat perang yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Pentagon Sebut Rusia Tak Lagi Superior di Langit Ukraina Berkat HIMARS dari AS
Untuk mengawasi ekspor biji-bijian Ukraina, pusat koordinasi bersama di Istanbul secara resmi telah dibuka.
Pusat koordinasi tersebut beranggotakan perwakilan dari Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina untuk menyediakan transportasi yang aman bagi kapal-kapal dagang yang mengangkut bahan pangan komersial dan pupuk dari tiga pelabuhan utama Ukraina di Laut Hitam.
Pusat koordinasi ini, lanjutnya, dibangun untuk melakukan inspeksi bersama di pintu masuk dan keluar pelabuhan, serta memastikan keamanan rute ekspor.
“Pusat koordinasi ini memiliki lima wakil baik dari militer maupun sipil yang berasal dari Turki, Rusia, Ukraina dan PBB. Namun pihak militer tidak akan berada di lapangan”, sebut Akar.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara