Jadwal Uji Coba Mundur Akhir Tahun 2022, Ini Sejumlah Fakta Pembangunan LRT Jabodebek
Ekonomi dan bisnis | 8 Juli 2022, 12:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Jadwal uji coba Light Rail Transir (LRT) Jabodebek yang awalnya Agustus 2022, diundur menjadi Desember 2022.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan soft launching LRT Jabodebek akan dilakukan berbarengan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2022.
Diketahui, keputusan mengundur jadwal uji coba LRT ini bukan pertama kali dilakukan. Sebelumnya pemerintah menjadwalkan uji coba LRT pada Juli 2022 kemudian jadwal uji coba kembali diundur.
Melansir dari Kompas.com, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, uji coba LRT ini diputuskan untuk diundur setelah dilakukan peninjauan oleh konsultan terkait kesiapan operasi secara menyeluruh.
“Termasuk, dari sisi penyiapan organisasi, SDM serta kompetensinya, masih dibutuhkan waktu familiarisasi dengan sistem GoA3/driverless yang belum pernah digunakan oleh operator kereta api yang ditunjuk. Uji coba dengan sistem GoA3 penuh tanpa penumpang Insya Allah akan dimulai di bulan Desember 2022," jelasnya.
Baca Juga: Dirut KAI Curhat Ke DPR Proyek LRT Jadi Beban, Kritisi Desain dan Landasan Hukumnya
- Ditarget beroperasi semester I 2021
Adita mengatakan, pemerintah terus mengutamakan aspek keselamatan dalam pembangunan infrastruktur transportasi termasik LRT. Menurut rencana, LRT Jabodebek akan beroperasi pada tahun 2023 mendatang.
"Operasi melayani penumpang ditargetkan di semester 1 tahun 2023," ucap dia.
- Desain pembiayaan bebani Persero
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) Didiek Hartantyo mengungkapkan, sejak awal, desain pembiayaan LRT Jabodebek tidak benar sehingga menjadi beban untuk Persero.
"Karena desainnya sudah enggak benar dari awal, jadi ini lah LRT (Jabodebek) bagian kereta api dan ini akan jadi beban," kata Didiek dalam rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR, sebagaimana dikutip dari YouTube Komisi V DPR, Kamis (7/7/2022).
Dia menyebutkan, proyek LRT Jabodebek yang dimulai pada 2015 lalu diinisiasi perusahaan kontraktor dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun, pada tahun 2017, kontraktor BUMN kesulitan untuk melakukan penagihan.
"Di 2017 itu lah Menteri Keuangan menyampaikan bahwa keuangan negara tidak memungkinkan untuk mengeluarkan Rp 29,9 triliun untuk membangun ini, tapi pemerintah akan membayar secara mencicil," ujarnya.
Didek menilai, hal tersebut tidak sesuai dengan bisnis model yang diatur dalam aturan perundang-undangan yang ada.
"Jadi projek ini agak aneh karena pemilik proyek Kemenhub, kontraktor Adhi Karya, di Perpres 49 PT KAI sebagai pembayar, kalau dibuka anatomi ini tidak wajar, namun ini dalam rangka menyelesaikan proyek strategi nasional," ungkapnya.
- Tenaga kerja LRT dilatih di Malaysia
Didiek juga pernah menyampaikan lewat keterangan tertulis, menjelang LRT Jabodebek beroperasi, KAI berkolaborasi dengan operator kereta api di Malaysia yakni, Prasarana Berhad Malaysia.
Kolaborasi ini dilakukan untuk menyiapkan Awak Sarana Perkeretaapian Otomatis dan Pengendali Otomatis LRT Jabodebek.
Prasarana Berhad Malaysia dipilih karena merupakan operator kereta api yang sudah berpengalaman dalam mengoperasikan Kereta Api secara otomatis yang menerapkan sistem Grade of Automation (GoA) 3 sejak tahun 1998.
“Kami akan menyiapkan pengoperasian LRT Jabodebek dengan baik dimulai dari penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam mengoperasikan LRT yang mengedepankan keselamatan,” katanya.
Adapun, sebanyak 92 pekerja akan mengikuti pelatihan teori di Bandung dilanjutkan praktik di Malaysia.
"Peserta akan mendapatkan materi mengenai fungsi dan cara pengoperasian sarana prasarana GoA3, sistem persinyalan GoA3, rule book dalam pengoperasian GoA3, penanganan saat kondisi darurat, penerapan Standard Operating Procedure, dan lainnya," terang Didiek.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Kompas.com