Satelit Starlink Milik Elon Musk Dapat Izin Labuh di RI, Khusus Layanan Perusahaan Ini
Ekonomi dan bisnis | 13 Juni 2022, 07:23 WIBPemerintah akan mengevaluasi Izin hak labuh setiap tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi dan sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.
Ia menambahkan, saat ini hubungan perdagangan bilateral di sektor telekomunikasi dan digital antara Indonesia dan Amerika Serikat berkembang pesat.
Kerja sama kedua negara juga mencakup rencana Indonesia untuk memiliki tiga satelit generasi terbaru yang terdiri dari 150 GB Very High Throughput Satellite (VHTS) diberi nama SATRIA (Ka- Band), 80 GB Very High Throuhput Satellite (VHTS) sebagai Hot Backup Satellite (Ka-band), dan 32 GB High Throughput Satellite (HTS) yg di miliki Telkomsat (C & Ku- band).
"Ketiga satelit itu direncanakan akan menggunakan roket peluncur SpaceX - Falcon 9 dan merupakan jenis satelit yg mengorbit di Geo stationer Orbit," tandasnya.
Baca Juga: Tesla dan SpaceX akan Coba Kerja Sama dengan Indonesia, Masalah Lingkungan dan Sosial Jadi PR Jokowi
Sebelumnya, negara tetangga Filipina sudah lebih dulu bekerja sama dengan Starlink. Menteri Perdagangan Filipina Ramon Lopez mengatakan peluncuran Starlink SpaceX di Filipina tersebut akan mempercepat layanan pita lebar (broadband), meningkatkan konektivitas, memperbesar kapasitas layanan telekomunikasi dan membuat tarif menjadi semakin terjangkau bagi konsumen, khususnya di wilayah-wilayah yang sulit sinyal atau mustahil untuk dijangkau.
Persiapan sedang dilakukan untuk registrasi SpaceX, dan proyek itu diperkirakan akan difinalisasi sebelum Presiden Filipina Rodrigo Duterte meletakkan jabatannya pada 30 Juni nanti usai menuntaskan masa jabatan kepresidenan selama enam tahun.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara