> >

Menperin Ajak Coca-Cola Investasi Pengembangan Produk Berbahan Kelapa

Ekonomi dan bisnis | 8 Juni 2022, 10:06 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto (kanan belakang) dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan depan) melakukan pertemuan dengan Chairman and CEO of The Coca-Cola Company, James Quincey (kiri belakang) di Davos, Swiss beberapa waktu lalu. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak The Coca-Cola Company untuk meningkatkan dan memperluas investasinya di Indonesia. Salah satunya melalui produk berbasis kelapa.

Hal itu disampaikan saat keduanya bertemu dengan Chairman and CEO of The Coca-Cola Company James Quincey, di Swiss.

"Karena produk berbahan baku kelapa memiliki multiplier effects yang tinggi, mulai dari petani kecil hingga industri menengah. Selain itu mengingat luasnya wilayah Indonesia, komoditas ini masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan di tanah air," kata Menperin Agus Gumilang dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (8/6/2022).

Investasi pengembangan berbahan dasar kelapa, sejalan dengan pengembangan industri hijau dengan konsep circular economy yang menggunakan pendekatan 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Repair). Pemerintah mengatur pengembangan industri hijau dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

Baca Juga: Luhut Teken Surat Audit Perusahaan Sawit dan Minyak Goreng Hari Ini

“Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” kata Agus.

Menurut Agus, pemerintah terus berupaya memacu pembangunan industri hijau agar sumber daya alam di Indonesia bisa dimanfaatkan secara efisien dan efektif, serta berkelanjutan.

Hal itu agar pembangunan industri selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Melalui upaya penerapan industri hijau di tanah air, penghematan energi pada 2021 mencapai Rp3,2 triliun, serta penghematan air sebesar Rp169 miliar. Pencapaian ini memperkuat komitmen industri untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan dalam jangka panjang," kata Agus.

Baca Juga: Merpati Airlines Resmi Pailit!

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU