Inggris Uji Coba Pola Kerja Baru, Karyawan Bisa 4 Hari Kerja Seminggu Tanpa Potong Gaji
Ekonomi dan bisnis | 7 Juni 2022, 09:24 WIB“Kami akan menganalisis bagaimana respons karyawan terhadap hari libur ekstra, dalam hal stres dan kelelahan, kepuasan kerja dan hidup, kesehatan, tidur, penggunaan energi, perjalanan, dan banyak aspek kehidupan lainnya,” tutur profesor sosiologi di Boston College dan peneliti utama proyek tersebut, Juliet Schor.
“(Kerja) Empat hari seminggu umumnya dianggap sebagai upaya tiga kali lipat –(untuk) membantu karyawan, perusahaan, dan iklim. Upaya penelitian kami akan menggali semua ini," tambahnya.
Para pekerja yang menjalani uji coba juga antusias dengan perubahan yang akan dihasilkan dari pole kerja baru ini. Bahkan sebelum menjalani percobaan, mereka sudah merasakan semangat kerja yang meningkat.
“Ketika saya pertama kali mendengar kami akan bekerja lebih sedikit dengan upah yang sama, saya berpikir, 'Apa untungnya?' Biasanya saya sangat lelah dari pekerjaan hingga tidak punya energi, jadi semoga memiliki waktu ekstra untuk istirahat akan meningkatkan tingkat energi saya,” ujar Wyatt Watts (25 tahun), pemimpin tim di Platten's Fish and Chips.
Baca Juga: Sempat Tenar Awal Pandemi, Aplikasi Obrolan Suara Clubhouse PHK Karyawan
“Moral telah meningkat dan kami berharap produktivitas kami di tempat kerja akan lebih tinggi," sambungnya.
Sedangkan bagi perusahaan, perubahan pola kerja bukanlah sesuatu yang sangat besar. Menurut mereka, sejak pandemi melanda perusahaan harus terbiasa dengan perubahan alami.
“Kami telah lama menjadi juara kerja yang fleksibel, tetapi pandemi benar-benar menggerakkan target dalam hal ini. Bagi Charity Bank, perpindahan ke sistem kerja empat hari seminggu tampaknya merupakan langkah alami berikutnya,” ucap Kepala Eksekutif Charity Bank Ed Siegel.
Ia menilai, di abad 21 ini membutuhkan pola kerja yang berbeda dengan abad 20, dimana 5 hari kerja menjadi hal umum.
“Kami sangat yakin bahwa empat hari seminggu tanpa perubahan gaji atau tunjangan akan menciptakan tenaga kerja yang lebih bahagia, dan akan memiliki dampak positif yang sama pada produktivitas bisnis, pengalaman pelanggan, dan misi sosial kami,” ujarnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas.com