Soal Minyak Goreng, Luhut Ingin Petani, Masyarakat, dan Pengusaha Sama-sama Untung
Ekonomi dan bisnis | 5 Juni 2022, 19:48 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut saat ini pemerintah tengah mencari jalan tengah dalam mengatasi permasalahan minyak goreng di tanah air.
Dia menuturkan, selain memastikan ketersediaan stok dan harga minyak goreng yang terjangkau untuk masyarakat, pemerintah juga ingin menjamin pengusaha mendapatkan untung.
Hal ini disampaikan Luhut dalam Konferensi Pers secara daring tentang Update Ketersediaan dan Keterjangkauan Minyak Goreng, Minggu (5/6/2022) yang turut disaksikan KOMPAS.TV.
Luhut mengatakan, di tengah kondisi global yang tidak menentu saat ini, pengendalian harga minyak goreng bukan pekerjaan mudah untuk dilakukan.
"Banyak hal yang harus dipertimbangkan dan seimbangkan agar semua tujuan diharapkan bisa tepat sasaran, dan sekaligus kita memperbaiki tata kelola minyak goreng dan kelapa sawit," kata Luhut.
Luhut menambahkan, pemerintah akan menata urusan minyak goreng tidak hanya fokus di satu titik saja, melainkan dari hulu ke hilir.
"Sehingga berkeadilan, dan juga kesulitan ini tidak terjadi lagi, serta penerimaan negara akan bertambah," tegasnya.
Dari sisi hulu, dia mengatakan, pemerintah ingin memastikan kesejahteraan petani sawit.
Sedangkan di sisi hilir, pemerintah harus menjamin masyarakat dapat mencari dan membeli minyak goreng dengan harga yang wajar.
Baca Juga: Luhut Jamin Harga Minyak Goreng Stabil: Masyarakat Tak Perlu Panik dan Galau
Sementara di sisi lain, pemerintah juga ingin memastikan pengusaha minyak goreng mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Pemerintah harus meyakinkan para pengusaha minyak goreng, distributor dan pengecer dapat bergerak dan dapat laba sesuai jasa produksi yang dilakukan.
"Kita tak ingin pengusaha dan UMKM tak mendapatkan untung dengan kepatutan," ungkapnya.
Luhut melanjutkan, untuk urusan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng juga merupakan hal yang penting.
Sebab berdampak erat terhadap penerimaan petani sawit.
"Ketika ekspor meningkat, maka semua mata rantai produksi dan distribusi bisa berjalan. Dengan demikian, kita berharap harga TBS (tandan buah segar) dari petani akan membaik," jelasnya.
Luhut juga mengatakan, kementerian/lembaga telah bekerja keras untuk mewujudkan agar keran impor kembali dibuka.
"Kami telah membuka peluang lebih dari 1 juta ton ekspor yang dilakukan dan secara bertahap ini jg sudah berjalan," katanya.
Luhut memastikan, pemerintah akan terus memantau kinerja ekspor, terutama dampaknya terhadap harga TBS sawit di tingkat petani.
Baca Juga: Temuan Luhut saat Ditugasi Jokowi Urus Minyak Goreng: Penimbunan, Repacking, hingga Monopoli
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV