> >

Gojek-Tokopedia (GoTo) Alami Rugi Hingga Rp6,6 T Selama Januari-Maret 2022

Ekonomi dan bisnis | 31 Mei 2022, 05:15 WIB
GoTo, perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia akan segera melantai di bursa saham (Sumber: Antara )

JAKARTA, KOMPAS.TV- Perusahaan hasil merger Gojek dengan Tokopedia, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk mengalami rugi hingga Rp6,6 triliun di sepanjang kuartal I-2022. Namun, manajemen optimistis dapat terus mengembangkan dan mengakselerasi bisnis untuk mencapai profitabilitas di sisa tahun ini.

"Kami kira percepatan untuk jalur menuju profitabilitas akan menjadi fokus dari tim kami dan juga momentumnya sudah bisa terlihat di kuartal pertama, dan kami kira akan terus berkembang di kuartal-kuartal sesudahnya," kata CEO Grup GoTo Andre Soelistyo, seperti dikutip dari Antara, Selasa (31/5/2022).

Meski rugi, ia menilai bisnis perseroan berkembang cukup kuat pada tiga bulan pertama tahun ini. Nilai transaksi bruto atau GTV perusahaan mencapai Rp140 triliun dan pendapatan bruto sebesar Rp5 triliun.

Baca Juga: Kisah di Balik Merger Gojek dan Tokopedia Kala Pandemi: Berawal dari Ngumpul dan Ngobrol

"Untuk kuartal kedua tahun 2022, guidance  kami untuk GTV akan berada di antara Rp142 triliun sampai dengan 150 triliun. Kira-kira rangenya sekitar segitu. Sedangkan gross revenue atau pendapatan bruto akan berada di antara Rp5,3 triliun sampai Rp5,6 triliun," tuturnya.

Andre mengatakan, momentum dari monetisasi di platform perseroan telah berkembang dengan positif pada kuartal pertama dan diproyeksikan akan berlanjut pada kuartal-kuartal sesudahnya.

"Momentum dari hasil investasi dari sinergi untuk memperkuat efisiensi dari biaya dan effort yang dilakukan tim kami untuk efisiensi biaya operasional akan terus berlanjut," ujar Andre.

Baca Juga: Setelah Zenius dan TaniHub, Giliran Link Aja PHK Ratusan Karyawan, Ini Alasannya

Kini bisnis yang akan dikembangkan GoTo di tahun ini adalah layanan teknologi finansial atau fintech. GoTo akan mengopmalkan peluang dari masih rendahnya penetrasi pembayaran digital untuk layanan finansial di Tanah Air.

"Kami lihat dengan opportunity di Indonesia dengan rendahnya tingkat penetrasi digital payment, apalagi untuk produk-produk layanan finansial seperti lending, insurance, dan lainnya, kesempatan juga sangat besar sekali untuk Grup GoTo untuk menggunakan ekosistem kami untuk convert dari transaksi tersebut jadi layanan financal services," terangnya.

Ia menambahkan, keterikatan atau engagement setiap konsumen yang menggunakan layanan finansial perseroan juga bertumbuh dengan baik.

"Engagement mereka terhadap platform juga sangat bertumbuh dengan baik, baik dalam matriks daripada jumlah transaksi dibandingkan dengan pengguna tunai ataupun dari retention. Dan kami kira, tidak hanya layanan fintech, jika sudah menjadi skala yang lebih besar bisa memberikan pertambahan monetisasi dari layanan GoTo," papar Andre.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara

Tag

TERBARU