Menteri ESDM Beri Sinyal Harga Pertalite, Tarif Listrik, dan Elpiji 3kg Bakal Naik
Kebijakan | 13 April 2022, 15:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Sinyal kenaikan harga Pertalite tahun ini semakin kuat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan kepada anggota DPR RI, harga Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite dan tarif listrik akan naik, sebagai respons naiknya harga minyak mentah dunia.
Arifin menjelaskan, harga minyak yang sudah tinggi kian melambung setelah ada konflik Rusia-Ukraina. Sehingga harga minyak mentah Indonesia (ICP/Indonesia Crude Price) mencapai 98,4 dollar AS per barel di bulan Maret 2022.
Angka itu jauh di atas asumsi APBN 2022 yang hanya 63 dollar AS per barel. Lalu harga CP Aramco LPG juga mencapai 839,6 dollar AS per metrik ton, jauh di atas asumsi awal pemerintah yaitu 569 dollar AS per metrik ton.
Penaikan harga Pertalite dan tarif listrik juga menjadi strategi pemerintah untuk menghadapi lonjakan harga minyak mentah dunia.
Baca Juga: Rusia Akan Jual Minyak dengan Harga Berapapun kepada Negara-negara Bersahabat
Strategi jangka pendek di sektor BBM salah satunya perubahan kuota jenis BBM tertentu (JBT) solar, minyak tanah, dan JBKP Pertalite dan penyesuaian harga BBM non subsidi.
Kuota Solar subsidi diusulkan bertambah sebesar 2,29 juta kilo liter (kl) menjadi 17,39 juta kl, minyak tanah bertambah 0,10 juta kl menjadi 0,58 juta kl, dan Pertalite bertambah 5,45 juta kl menjadi 28,50 juta kl.
"Dalam jangka menengah dan panjang kita akan melakukan optimalisasi campuran bahan bakar nabati dalam solar, penyesuaian harga Pertalite, minyak solar dan mempercepat bahan bakar pengganti antara lain KBLBB, BBG, bioethanol, BioCNG, dan lain-lain," kata Arifin saat rapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (13/4/2022).
Penyesuaian tarif listrik juga akan dilakukan sebagai strategi jangka pendek untuk mengurangi konsumsi BBM dan tekanan APBN di sektor ketenagalistrikan.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ada Lembaga yang Desain Anggarannya Tak Jelas, tapi Minta Jumlahnya Naik Terus
"Jangka pendek yaitu rencana penerapan tarif adjustment di tahun 2022 ini bisa dilakukan penghematan kompensasi Rp 7-16 triliun, efisiensi biaya pokok penyediaan listrik dan strategi energi primer dari PLN, optimalisasi pembangkit listrik bahan bakar domestik," tutur Arifin.
Untuk sektor gas, Arifin mengatakan pemerintah akan mengubah skema subsidi Elpiji 3kg dari berbasis komoditas menjadi berbasis pengguna. Serta menyesuaikan harga jual Elpiji 3kg untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi.
"Dalam jangka menengah dan panjang, melakukan substitusi dengan kompor induksi, jaringan gas kita harapkan bisa 1 juta rumah tangga per tahun, subsidi komoditas menjadi subsidi langsung ke pengguna, substitusi dengan DME untuk jangka panjang demi mengurangi 1 juta metrik ton elpiji di 2027 dan penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi serta percepatan program biogas," kata Arifin.
Baca Juga: Amerika Serikat Minta India Tidak Lagi Beli Minyak Rusia
Sementara strategi jangka pendek untuk sektor gas adalah, dengan meningkatkan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran, bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan aparat penegak hukum, uji coba penjualan dengan aplikasi MyPertamina di 34 kabupaten/kota pada 2022 dan penyesuaian formula LPG 3 kg.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber :