Turis Australia Jadi yang Paling Banyak Berkunjung sejak Pariwisata Indonesia Dibuka Lagi
Ekonomi dan bisnis | 12 April 2022, 14:36 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Wisatawan asal Australia menduduki jumlah kunjungan paling banyak masuk ke Indonesia.
Tercatat, semenjak pariwisata dibuka pada akhir tahun lalu sampai 3 April 2022, tercatat ada 63 persen warga negara asing (WNA) yang masuk ke Indonesia. Dari persentase itu, Australia menempati posisi pertama dengan menyumbang wisatawan sebesar 21 persen.
“Dan positivity rate-nya sangat rendah karena tingkat vaksinasi yang tinggi,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam keterangan resmi, Selasa (12/4/2022).
Pada 5 hingga 10 April lalu, Sandiaga melakukan kunjungan kerja ke Australia. Tujuannya, sebutnya, yakni mengembalikan kepercayaan pasar Australia menyusul pelonggaran kebijakan perjalanan luar negeri secara bertahap.
Pada 5 April 2022, pihaknya membebaskan beberapa ketentuan sehingga wisatawan mancanegara (wisman) bisa leluasa melakukan kegiatan selama berwisata yang dinilai mendorong kebangkitan dan pemulihan ekonomi.
“Kunjungan kami untuk mendorong investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Baca Juga: Jasa Pengiriman Paket Pos Hingga Biro Wisata Kena PPN, Simak Aturannya
Menparekraf menargetkan 1,4 juta wisman asal Australia dapat berkunjung ke Indonesia di tahun ini, terutama Bali. Oleh karena itu, ia mengajak para pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk berkolaborasi mewujudkan target tersebut.
Faktor aksesibilitas juga dianggap menjadi kunci mendatangkan wisatawan. Ia bersama rombongannya kemudian mencoba penerbangan maskapai asal Australia Jetstar, dari Sydney menuju Denpasar Bali menggunakan pesawat Boeing 787 pada 10 April 2022.
Penerbangan itu terisi penuh dengan total 335 penumpang. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga beberapa minggu ke depan, mengingat Australia memasuki masa libur Paskah.
Jetstar disebut telah mengoperasikan tiga rute penerbangan langsung ke Bali, yaitu tiga kali per Minggu dari Melbourne dan Sydney, serta setiap hari dari Perth.
Namun, jumlah tersebut dirasa masih kurang untuk mengakomodasi minat wisman Australia datang ke Bali.
Baca Juga: Di Tengah Kebijakan Bebas Karantina dan Visa on Arrival, WNA Mulai Datang Lagi ke Bali
Itu sebabnya, kata Sandi, apabila jumlah penerbangan ditambah, tentunya wisman akan bertambah. Ini, akan membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya.
“Kita bisa mengundang penerbangan-penerbangan lainnya dengan thingking out of the box dan jangan berpikir business as usual,” tuturnya.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV