BPS Sulsel Sebut Inflasi Maret 2022 Tertinggi Dibanding Tiga Tahun Terakhir
Ekonomi dan bisnis | 1 April 2022, 18:24 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV – Inflasi pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,54 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) Suntono menyebut, inflasi ini yang tertinggi dibanding Maret tiga tahun terkahir.
“Inflasi pada Maret 2022 sebesar 0,54 persen, Maret 2021 sebesar 0,36 persen, dan Maret 2020 deflasi 0,10 persen,” jelas Suntono saat merilis laporan statistik bulanan di Makassar, Jumat (1/4/2022), dilansir dari Antara.
Penyebab terjadinya inflasi saat ini karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan pada indeks di sebagian besar kelompok pengeluaran.
Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar yakni 1,10 persen, disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,86 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,77 persen, kelompok transportasi sebesar 0,37 persen, serta kelompok perumahan seperti air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,29 persen.
Kemudian, pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04 persen.
Baca Juga: Pertamax dan PPN Naik Jelang Puasa, Ekonom: Inflasi Tinggi, Bunga Kredit Mahal
Sedangkan, untuk dua kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan.
Dalam hal ini adalah kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan tetap 0 persen.
Kota-Kota dengan Inflasi Tertinggi
Di samping itu, Suntono mengatakan, ada lima kota di Sulawesi Selatan menjadi sampel dari 24 kabupaten untuk mengukur dan mendata tingkat inflasi maupun deflasi provinsi.
Hasilnya, lima kota mengalami inflasi dan tertinggi ada di Kota Bulukumba sebesar 1,12 persen, Watampone sebesar 1,11 persen, Kota Parepare sebesar 0,55 persen, Makassar 0,49 persen dan terendah di Kota Palopo sebesar 0,45 persen.
Komoditas yang menjadi pemicu inflasi pada kelompok ini yaitu cabai rawit, bawang merah, emas perhiasan, cabai merah, tarif angkutan udara, ikan bandeng, sabun detergen, bahan bakar rumah tangga, tempe, dan minyak goreng.
Sementara, komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu: ikan kembung, ikan teri, ikan cakalang, ikan merah, kol putih/kubis, jagung manis, bayam, ikan mujair, ikan kakap merah, dan ikan ekor kuning.
BPS mencatat tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2022 terhadap Maret 2021) sebesar 2,49 persen.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Antara