> >

Kemenperin Soal Stok Minyak Goreng Curah: Masih Dalam Perjalanan

Kebijakan | 28 Maret 2022, 10:38 WIB
Ilustrasi - Pedagang menunjukkan minyak goreng curah di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat, Rabu (8/12/2021). (Sumber: Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Perindustrian menyatakan pasokan minyak goreng curah selama bulan Ramadhan akan terjamin. Direktur Jenderal Industri Argo Kemenperin Putu Juli Ardika menyampaikan, pihaknya terus menggelontorkan stok minyak curah ke pasar-pasar sesuai kebutuhan masyarakat.

"Kita mengupayakan, sebelum Ramadhan dan Idul Fitri, minyak goreng curah sudah sampai ke masyarakat. Saat ini masih dalam perjalanan," kata Putu dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip dari Antara, Senin (28/3/2022).

Ia menjelaskan, Kemenperin dan seluruh pihak terkait tengah berupaya menjalankan kebijakan yang baru. Yaitu mensubsidi minyak curah dan melepas harga minyak kemasan premium-sederhana ke mekanisme pasar.

"Kita sedang bekerja, mohon diberikan waktu untuk merealisasikan kebijakan-kebijakan yang pendekatannya ke industri," ujar Putu.

Baca Juga: Beralih ke Minyak Goreng Curah, Warga Harus Antre 2 Hari Hingga Penjual Jeriken Minyak Raih Untung!

Saat harga minyak goreng curah mengikuti harga pasar, stoknya selalu tersedia. Namun pasokan minyak goreng kemasan premium dan sederhana yang langka, lantaran harganya dipatok paling tinggi Rp14.000 per liter sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah. 

Kini, giliran minyak curah yang disubsidi, justru pasokan minyak curah yang berkurang. Sehingga masyarakat di berbagai daerah menyerbu tempat-tempat yang menyediakan minyak curah, sambil membawa jeriken.

Putu memaparkan, saat ini kebijakan yang diambil pemerintah terkait minyak curah adalah kebijakan berbasis industri. Sementara sebelumnya pemerintah menerapkan kebijakan berbasis perdagangan.

Baca Juga: Jadi Syarat Beli Minyak Goreng Curah, Warga Bogor Harus Tunjukkan KTP Terlebih Dahulu

Hal itu dilakukan karena kebijakan minyak curah berbasis perdagangan terbukti tidak efektif menjaga pasokan. Harga MGS bagi masyarakat, pelaku usaha mikro, dan usaha kecil pun tak stabil.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU