> >

KPPU Ajak Lutfi Berantas Mafia Minyak Goreng, Minta Kemendag Berbagi Data

Kebijakan | 18 Maret 2022, 11:06 WIB
Minyak Goreng yang diduga dijual eksportir ilegal ke luar negeri dengan harga 4 kali lipat dari HET (Sumber: istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Ukay Karyadi mengajak Kementerian Perdagangan RI, untuk berkoordinasi dengan pihaknya dalam memberantas mafia minyak goreng.

Ukay meminta Menteri Perdagangan M Lutfi untuk membagikan data dan informasi yang diperolehnya kepada KPPU.

Khususnya yang berhubungan dengan perilaku persaingan usaha tidak sehat antar pelaku minyak goreng. Saat ini, KPPU juga tengah berupaya menyelidiki penyebab dan dalang di balik kekacauan pasokan serta harga minyak goreng.

Ajakan Ukay itu untuk menindaklanjuti pemaparan Lutfi di Komisi VI DPR RI pada tanggal 17 Maret 2022 kemarin.

Baca Juga: Cerita Warga Berburu Minyak Goreng: Saya Batuk Kalau Pakai Minyak Curah

"Dalam rapat tersebut, Menteri Lutfi mencurigai adanya oknum yang memanfaatkan kelangkaan minyak goreng untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Diduga permasalahan tersebut terjadi di tiga provinsi, yakni Jawa Timur, Sumatra Utara, dan DKI Jakarta," kata Ukay dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (18/3/2022).

Ukay menjelaskan, KPPU sudah memanggil berbagai produsen minyak goreng, distributor, asosiasi, dan pelaku ritel sejak akhir Januari lalu.

Saat ini KPPU tengah mengolah berbagai data dan keterangan yang diperoleh, untuk menentukan kelayakan minimal satu alat bukti guna menentukan tindakan selanjutnya.

Nah, KPPU memandang satu alat bukti itu akan semakin mudah ditemukan jika Kemendag mau membagi informasi.

Baca Juga: Harga Daging Ayam Naik, Ceker dan Kepala Ayam Laris

Apalagi jika data tersebut berkaitan dengan potensi pelanggaran persaingan usaha yang merupakan kewenangan KPPU sesuai UU No. 5 Tahun 1999.

"Untuk itu, KPPU mengajak Kementerian Perdagangan RI dapat berkoordinasi lebih lanjut perihal temuannya," ujar Ukay.

Kemarin, di hadapan Anggota Komisi VI DPR RI, Lutfi memang mengakui terjadi kelangkaan minyak goreng di 3 kota terbesar di Indonesia. Yaitu Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan selama periode 14-16 Februari 2022, Kota Medan di Sumatera Utara mendapat pasokan minyak goreng sebanyak 25 juta liter.

Namun saat dicek ke pasaran, stoknya tidak ada.

Baca Juga: Anggota DPR: Saya Kecewa, Pemerintah Kalah Sama Maunya Pengusaha Minyak Goreng

"Rakyat medan ada 2,5 juta orang. Jadi satu orang ada mendapatkan 10 liter. Saya pergi ke kota Medan ke pasar, supermarket tidak ada minyak goreng," ucap Lutfi.

Hal serupa juga terjadi di Jakarta dan Surabaya. Bahkan di Jawa Timur selain Surabaya, juga terjadi kelangkaan.

"Jadi ada tiga daerah yang mirip seperti ini satu Surabaya, Jawa Timur yang distribusinya 91 juta liter, di Jakarta totalnya 85 juta liter dengan 11 juta rakyat dan Sumatera Utara yang mestinya melimpah," ujar Lutfi.

"Deduksi kami adalah ada orang-orang mendapat mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Dan tiga kota ini dominasi, satu industri ada di sana, kedua ada pelabuhan," katanya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber :


TERBARU