Investor dalam Cakrawala Peluang Bisnis B2B
Ekonomi dan bisnis | 24 Februari 2022, 06:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bagi orang awam, mereka hanya memahami tiga variabel dalam alur kegiatan ekonomi, yaitu produsen (perusahaan) menjual barang ke distributor (pedagang), lalu berakhir ke konsumen atau produsen langsung menjual barang ke konsumen.
Nyatanya, alur kegiatan ekonomi tak hanya berputar melalui ketiga variabel tersebut saja.
Salah satunya ada business-to-business atau disingkat B2B.
Baca Juga: Setelah Beli Klub Bola, Raffi Ahmad Kini Mulai Bisnis Baru Sebagai Investor Noice
Model bisnis ini adalah transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke perusahaan lainnya.
Lebih lanjut, Investopedia menjelaskan, B2B sebagai transaksi antarbisnis yang umum terjadi dalam industri pasokan bahan baku yang dari transaksi tersebut nantinya digunakan untuk produksi business-to-consumer (B2C).
Contoh dari perusahaan B2B ini adalah produsen bahan baku, perusahaan industri otomotif, industri kebersihan, dan manajemen properti.
Dalam siniar Smart Inspiration konten Inspiration of Smart Information bertajuk “Apa Daya Pikat Perusahaan B2B di Mata Investor?”, dijelaskan fenomena bisnis B2B yang semakin berkembang pesat di tengah pandemi sehingga menarik perhatian para investor.
Menurut artikel Kompas.com, faktor ketertarikan investor dalam bisnis B2B adalah keuntungan yang didapatkan lebih besar dibanding bisnis B2C.
Misalnya, keuntungan bisnis B2B berbasis teknologi aplikasi.
Jika suatu perusahaan B2B teknologi menjual aplikasi ke perusahaan yang membutuhkan, aplikasi tersebut dapat langsung digunakan oleh perusahaan itu.
Dalam perkembangannya, aplikasi membutuhkan pemutakhiran teknologi sehingga ikatan bisnis B2B dengan perusahaan pemakai aplikasi tetap berjalan.
Dengan demikian, keuntungan besar bisa diperoleh secara berulang.
Alasan kedua mengapa investor tertarik dalam bisnis B2B adalah fenomena naik daunnya bisnis ini di era pandemi.
Padahal, seperti yang kita ketahui, pandemi membuat banyak bisnis konvensional menjadi lesu bahkan gulung tikar.
Naik daunnya bisnis B2B tidak lain karena peralihan bisnis offline ke online dan penggunaan e-commerce yang meningkat.
Selain itu, karena model B2B yang tidak memerlukan karyawan sebanyak B2C, bisnis ini dapat bertahan di tengah ganasnya pandemi.
Oleh karena itu, investor menjadi lebih percaya untuk melakukan investasi ke perusahaan B2B.
Menurut Skystar Capital, pemodal ventura bisnis rintisan teknologi, dalam artikel Kompas.com, bisnis B2B akan terus tumbuh secara global.
Bisnis ini akan terus berkembang dengan pesat hingga mentransformasi peran bisnis lainnya.
Bahkan uang tunai dan cek kertas bisa lebih mudah beralih ke pembayaran elektronik dalam model B2B teknologi keuangan.
Baca Juga: Dua Pulau Kecil di Sumatera Barat Ini akan Jadi Destinasi Wisata Kelas Atas dengan Investasi Rp20 M
Bagi kamu yang masih penasaran dengan bisnis B2B dan bagaimana cara berinvestasi di dalamnya, dengarkan podcast (siniar) Smart Inspiration konten Inspiration of Smart Information bertajuk “Apa Daya Pikat Perusahaan B2B di Mata Investor?”.
Dalam siniar singkat tersebut, dijelaskan daya pikat bisnis B2B yang sedang ramai digaet investor karena memiliki efektivitas tinggi sehingga mampu meraup keuntungan fantastis di tengah pandemi.
Dengarkan episode selengkapnya dengan mengakses tautan berikut [https://spoti.fi/3uMjnTe].
(Penulis: Fauzi Ramadhan dan Fandhi Gautama)
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV