Gagal Panen Akibat Banjir, Kerugian Nelayan Keramba di Aceh Diperkirakan Capai Ratusan Juta
Ekonomi dan bisnis | 7 Januari 2022, 20:01 WIB"Kami bersama 40 nelayan hanya bisa pasrah dengan musibah ini. Untuk modal budi daya perikanan ini sebagian dari kami meminjam dana pihak ketiga," ujarnya.
Diketahui, dalam setiap panen mampu menghasilkan lima hingga 10 ton udang vaname atau 300 kilogram per hektare dan ikan sebanyak dua sampai tiga ton.
Sementara itu, Ketua Kontak Tani Nelayan (KNTA) Kota Lhokseumawe, Azhar mengatakan, lokasi sentra produksi perikanan budidaya klaster Blang Mangat berada di empat desa, yakni di Desa Teungoh, Desa Tunong, Desa Ulee Blang Mana, dan Desa Meunasah Mesjid.
Menurut Azhar, saat ini pihaknya belum dapat memprediksi berapa ikan dan udang yang tersisa di sentra perikanan tersebut.
Namun perkiraan sementara hanya tersisa ratusan kilogram saja.
"Setelah air sudah normal, baru bisa memprediksi berapa sisa ikan dan udang yang tersisa. Untuk kerugiannya, ditaksir mencapai Rp 500 jutaan (setengah miliar)," kata Azhar.
Ia mengharapkan pemerintah daerah dapat mengasuransikan para petani budi daya perikanan agar jika terjadi banjir tidak mengalami kerugian seperti sekarang.
"Rata-rata nelayan di klaster perikanan ini mendapatkan modal dari pinjaman pihak ketiga. Jika bencana seperti ini, bagaimana cara nelayan membayar pinjaman tersebut. Kalau ada asuransi, minimal bisa balik modal," ungkapnya.
Baca Juga: Daftar Kebutuhan Pengungsi Banjir di Aceh Utara
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV/Antara