Tidak Hanya Baik Buat Karyawan, Ternyata Work From Anywhere Juga Menguntungkan Perusahaan
Kompas bisnis | 7 Januari 2022, 10:07 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Gaya kerja hybrid yang menggabungkan antara bekerja tatap muka di kantor dan bekerja dari rumah, diperkirakan masih akan berlanjut tahun ini karena pandemi COVID-19 yang masih berjalan. Bahkan gaya kerja work from anywhere (WFA) diprediksi akan menjadi fitur kerja permanen setelah pandemi berlalu.
Menurut Irfan Agia, yang merupakan Psikolog Konsumen dan Bisnis, gaya kerja hybrid ini merupakan tren yang positif dibandingkan bekerja dari rumah secara penuh (work from home/WFH).
“Memang WFH memberikan waktu lebih pada karyawan untuk menghabiskan momen dengan keluarga, anak dan diri sendiri. Tetapi dalam waktu yang panjang, WFH akan membuat orang jadi merasa terisolasi dan kesepian,” ujarnya dalam program Kompas Bisnis di Sapa Indonesia Pagi, Jumat (7/1/2022).
Selain itu, gaya kerja WFA ternyata menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik bagi karyawan dan bagi perusahaan.
Baca Juga: 5 Cara Mengembalikan Motivasi Kerja Saat Work From Home
Bagi karyawan WFA akan memberikan mereka pilihan untuk mengatur keuangan dan gaya hidup yang mereka inginkan. Misalnya karyawan bisa mengatur dalam satu minggu akan bekerja selama dua hari di kantor dan selebihnya kerja di rumah atau di luar.
“Karyawan jadi punya pilihan untuk bekerja di rumah dan makan dengan makanan rumah,” ujarnya. Dengan pilihan ini, karyawan akan memiliki kuasa untuk mengatur keuangan mereka.
“Secara psikologis mereka merasa empowered atau punya kontrol pada situasi. Itulah yang sebenarnya hilang dari masa pandemi, kita merasa tidak punya kontrol terhadap situasi. WFA bisa mengembalikan perasaan memiliki kontrol yang hilang selama pandemi,” ujar Agia.
Sedangkan bagi perusahaan, pola kerja WFA juga memiliki keuntungan. Selain dari produktivitas karyawan yang lebih meningkat, perusahaan juga bisa diuntungkan dengan pencarian karyawan yang tidak terbatas batas geografis.
“Kalau dulu kan interview karyawan, mereka harus datang ke kantor fisik. Sekarang mayoritas perusahaan sudah terbiasa melakukan interview secara online. Ini memungkinkan perusahaan untuk bisa mencari talent yang bagus dari luar kota atau luar negeri, karena proses saring yang tidak terbatas geografis,” kata Irfan.
Baca Juga: Banyak Warga “Work From Home”, Penjualan Furniture Meningkat
Selain itu, perusaaan yang menawarkan WFA juga mendapatkan nilai tambah jika ingin mengakuisisi karyawan baru atau memberi loyalitas pada karyawan lama. Karena belum tentu keuntungan ini bisa ditawarkan di perusahaan-perusaan lain.
“Jadi karyawan akan merasa lebih nyaman dan loyal di perusahaan yang bisa memberikan benefit ini,” kata Irfan.
Namun demikian, Irfan mengingatkan, pola kerja WFA bisa jadi meningkatkan biaya bagi karyawan, jika mereka memiliki gaya hidup senang keluar rumah. Ia mencontohkan, misalkan ada karyawan yang senang melakukan kerja jarak jauh hingga ke luar kota. Jika hal ini dilakukan, tentu akan menambah biaya bagi karyawan tersebut.
Baca Juga: Makin Produktif Saat Work From Home Dengan Bercocok Tanam
“Ini kembali bergantung pada kedisiplinan kita untuk mengatur keuangan dan lifestyle yang kita pilih. Karena bagi yang memilih WFA dari Bali, tentu cost-nya akan besar. Pada akhirnya bergantung pada pilihan kita,” ujarnya.
Selain itu, bagi karyawan juga akan dibutuhkan investasi untuk memiliki ruang kerja di rumah. Karyawan harus mempersiapkan infrastruktur seperti konektivitas internet yang baik dan kursi ergonomis yang nyaman digunakan untuk bekerja dari rumah.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV