Garuda Indonesia Catatkan Bisnis Kargo Tumbuh 89,66 Persen di Kuartal 3 2021
Bumn | 21 Desember 2021, 06:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membukukan pertumbuhan angkutan kargo internasional hingga 89,66 persen hingga kuartal 3-2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan tersebut selaras dengan fokus diversifikasi bisnis Garuda pada bisnis kargo udara menyusul tekanan pendapatan usaha pada lini bisnis angkutan penumpang.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan setiaputra mengatakan, lini bisnis kargo tersebut menjadi salah satu penopang penting pendapatan usaha Garuda menyusul tren pergerakan penumpang yang mulai menunjukkan sinyal positif jelang akhir kuartal 3-2021 ini.
“Kami terus beradaptasi menghadapi tantangan bisnis yang ada. Upaya tersebut terus kami percepat dengan mengoptimalkan kargo yang kami proyeksikan dapat menembus 30 persen dari total pendapatan operasi pada akhir tahun 2021," jelas Irfan pada gelaran Public Expose Kinerja Usaha 2021, Senin (20/12/2021) lewat siaran persnya yang diterima KompasTV.
Selain itu, Garuda juga telah melakukan sejumlah inovasi bisnis, di antaranya dengan mengoperasikan 2 (dua) armada preighter (Passenger Freighter) A330-300 yang turut melayani perluasan jaringan penerbangan kargo.
Baca Juga: Sandiaga Uno Optimistis Pemulihan Garuda Indonesia Bisa Terwujud
Kemudian, memperluas jangkauan jaringan penerbangan kargo melalui skema kerja sama dengan airline partner dan air cargo transhipment, serta memadukan jalur udara dan darat melalui kerja sama dengan perusahaan trucking untuk melayani destinasi intra-Eropa.
Langkah pengelolaan kinerja usaha juga terus Garuda maksimalkan, salah satunya melalui pengelolaan beban operasional penerbangan yang pada akhir kuartal 3-2021 lalu berhasil ditekan hingga 14,45 persen menjadi USD1,11 miliar, dibandingkan periode yang sama pada kuartal 3-2020 lalu sebesar USD 1,3 miliar.
Pengelolaan beban operasional penerbangan tersebut diselaraskan dengan penerapan prinsip cost leadership yang sesuai dengan basis pengelolaan cost structure, diperkuat dengan upaya negosiasi bersama lessor untuk membahas beban sewa pesawat, serta restrukturisasi jaringan penerbangan agar fokus pada rute yang menguntungkan dan memiliki prospek yang menjanjikan.
Berbagai langkah tersebut merupakan bagian dari upaya adaptasi oleh manajemen, yang memprioritaskan upaya transformasi Garuda menjadi entitas bisnis yang lebih agile dan berdaya saing dalam menjawab tantangan di masa depan.
"Tahun 2022 akan menjadi tahun konsolidasi bagi Garuda. Kami akan lebih berupaya mengurangi beban biaya operasional serta menyesuaikan fixed cost menjadi variable cost,” ujar Irfan.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV