Tarif Kontainer Melonjak, Pelaku Industri Alami Kerugian Besar
Ekonomi dan bisnis | 15 Desember 2021, 21:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Perusahaan pelayaran domestik berencana menerapkan sistem floating booking space untuk pengiriman kontainer domestik mulai Januari 2022. Dampaknya, hal tersebut akan membuat sejumlah sektor industri bakal terbebani lonjakan biaya logistik.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman menyampaikan, pihaknya memprediksi, dengan kenaikan ongkos angkut (freight) yang akan berlanjut pada tahun depan, industri elektronik bakal lesu karena harga jual produk semakin melambung.
Selain itu, terkait hal ini Gabel menyoroti dua hal, yakni jaminan ketersediaan kapal dan penyesuaian harga jual di pasar.
"Jaminan ada kapal dulu yang berat, terutama kapal internasional. Kami merasakan selalu bermasalah sampai sekarang. Kemudian, jika tarif freight semakin naik, apa boleh buat kami akan menyesuaikan harga jual di pasar," jelasnya, Selasa (14/12/2021), seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Selain merasakan kenaikan ongkos logistik itu, industri elektronik sedang menghadapi kenaikan harga bahan baku.
National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo mengungkapkan, pihaknya masih mengalami sejumlah kendala saat mendekati akhir tahun ini.
Baca Juga: Kargo Tech Kenalkan Platform Daring untuk Manajemen Logistik Perusahaan
"Harga beberapa part impor naik serta tarif kontainer yang luar biasa mahal dan sulit. Maka dari itu, secara bertahap kami sudah menaikkan harga sejak Oktober 2021 sampai Januari 2022. Kisaran kenaikannya 3 persen-10 persen untuk produk impor home appliance seperti kulkas, AC dan lainnya," jelasnya.
Bahkan, industri mebel sudah mengalami kerugian akibat lonjakan tarif kontainer. Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat, pada November 2021, ocean freight rate untuk kontainer kapasitas 40 feet dari Indonesia tujuan Amerika Serikat telah menyentuh angka 22.000 dolar AS atau naik 1.000 persen dari kondisi normal.
"Sementara biaya pengiriman tujuan Eropa berada pada kisaran 16.000 dolar AS atau naik 967 persen," ungkap Sekretaris Jenderal HIMKI Abdul Sobur.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kontan.co.id