> >

Produsen Gula Terbesar Ke-5 Dunia Akan Investasi Rp28 Triliun di RI

Ekonomi dan bisnis | 8 November 2021, 06:25 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) berfoto bersama dengan Managing Director Al Khaleej Sugar Co. sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair (kiri) seusai melakukan pertemuan di Dubai, UEA, Selasa (2/11/2021). (Sumber: Antara)

DUBAI, KOMPAS.TV- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyatakan, produsen gula Al Khaleej Sugar Co (AKS) berminat untuk berinvestasi di Indonesia senilai 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia.

AKS adalah produsen gula terbesar di kawasan Timur Tengah dan terbesar ke-5 di dunia.

“AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” kata Agus seperti dikutip dari Antara, Senin (8/11/2021).

Komitmen itu disampaikan Managing Director AKS sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair saat bertemu dengan Agus Gumiwang di Dubai.

Baca Juga: Isu Reshuffle Mencuat, Hadi Tjahjanto Berpotensi Masuk Kabinet Jokowi

Agus menjelaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi tersebut, karena terkait investasi energi dan pemenuhan lahannya. Selain itu, Agus berharap penanaman modal perusahaan gula asal Dubai itu bakal mendorong industri gula nasional yang lebih efisien pada masa depan.

“AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif,” tutur Agus.

Upaya ini sejalan dengan tren pengurangan emisi karbon, yang membuat sejumlah negara memutar otak untuk mencari sumber energi yang lebih bersih.

Negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan Filipina sendiri telah mengembangkan etanol dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil. Pemanfaatan etanol dalam energi baru dan terbarukan menjadi satu alternatif untuk pengurangan gas emisi karbon dari sektor transportasi.

Baca Juga: Penumpang Garuda Kini Bisa Nikmati Rute Internasional dengan Maskapai Emirates

Selain sebagai bahan bakar, lanjut Agus, etanol gula dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gula rafinasi.

“Dalam konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang sekitar 750.000 ton per tahun,” ungkapnya.

AKS memiliki pabrik gula di Dubai dengan kapasitas 6.000 ton gula per hari. Selain memiliki pabrik gula di Dubai, AKS juga berinvestasi di Mesir dan Spanyol. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar 14 miliar dolar AS.

“Kebutuhan gula nasional sekitar 6,7 juta ton. Terdapat beberapa cara untuk mengurangi impor gula, di antaranya dengan menyiapkan lahan perkebunan tebu dan mendorong proses transformasi digital. Kehadiran AKS di Indonesia, InsyaAllah dapat membantu memenuhi kebutuhan gula nasional," kata Agus.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU