Indef Saran Pemerintah Buat Langkah Lanjutan Setelah PPnBM Berakhir di Desember 2021
Ekonomi dan bisnis | 7 November 2021, 03:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyarankan pemerintah untuk membuat kebijakan pengganti setelah insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) kendaraan bermotor berakhir.
Peneliti Indef Eisha Rachbini menjelaskan pada kuartal II 2021, industri alat angkut mengalami pertumbuhan sebesar 45,70 persen dan pada kuartal ke III tumbuh 27,84 persen.
Menurutnya pertumbuhan industri alat angkut ini ada hubungannya dengan insentif PPnBM yang berlaku dari Maret hingga Desember 2021 mendatang.
"Insentif PPnBM ini efektif. Secara produksi penjualan ini meningkat sekali, ada kenaikan produksi juga," ujar Eisha dalam Youtube Indef mengenai tanggapan capaian ekonomi triwulan III 2021, Sabtu (7/11/2021).
Baca Juga: Diskon 100 Persen PPnBM Diperpanjang, Penjualan Mobil Diperkirakan Bakal Naik
Lebih lanjut Eisha menjelaskan produksi dan penjualan kendaraan bermotor di triwulan ketiga tahun ini sedikit menurun meski dampaknya tak terlalu besar. Hal ini dikarenakan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Menurutnya untuk menjaga pertumbuhan di industri alat angkut, pemerintah mesti membuat langkah lanjutan setelah insentif PPnBM berakir di Desember mendatang.
"Kalau kita tetap menginginkan industri ini bertumbuh harus ada langkah yang ditempuh, misalnya seperti apa arah net zero emisi dan bagaimana nanti perkembangan produksi dan insentif kendaraan bermotornya diarahkan ke arah sana," ujarnya.
Sejak 1 Maret 2021, pemerintah menerapkan kebijakan PPnBM DTP terhadap pembelian mobil baru. Program ini dimulai untuk mobil penumpang 1.500cc dengan kandungan lokal tertentu.
Baca Juga: Indef Dorong Pemerintah Lanjutkan Pemberian Bansos dan Bantuan untuk UMKM
Skemanya, per tiga bulan diberlakukan perubahan potongan pajak, yakni Maret-Mei 2021 diskon 100 persen, Juli-Agustus 2021 50 persen, dan Oktober-Desember 2021 25 persen.
Data Kementerian Perindustrian saat awal diberlakukan diskon PPnBM ini, sudah ada kenaikan penjualan mobil baru hingga 28,85 persen.
Bahkan, pada April 2021, lonjakan penjualan mencapai 227 persen dibanding periode yang sama tahun 2020 lalu (year on year/yoy).
Kementerian Perindustrian juga mencatat, hingga saat ini potensi sektor otomotif didukung sebanyak 21 perusahaan, dengan total kapasitas mencapai 2,35 juta unit per tahun dan serapan tenaga kerja langsungnya sebanyak 38 ribu orang. Selain itu, lebih dari 1,5 juta orang turut bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
Baca Juga: 7 Tahun Jokowi, Menperin Sebut Ribuan Industri Tumbuh di Luar Jawa
Melihat potensi tersebut pemerintah memperpanjang diskon PPnBM ditanggung pemerintah untuk pembelian kendaraan bermotor hingga 100 persen sampai dengan Desember 2021.
Tadinya mulai Juli 2021, terdapat pengurangan insintif. Namun diskon 100 persen atau PPnBM gratis diperpanjang sampai Desember 2021.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara berharap perpanjangan insentif ini dapat membangkitkan daya beli masyarakat sehingga membantu pemulihan ekonomi nasional.
“Kita berharap ini menjadi insentif untuk konsumen. Konsumen kemudian membeli kendaraan bermotor. Kendaraan bermotornya kemudian diproduksi di bawah 1.500cc itu TKDN-nya (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sangat tinggi, mempekerjakan pekerja, dan bisa menggulirkan pendapatan kembali. Ini yang kita lihat, momentum kita dorong. Sehingga untuk kendaraan bermotor kita berikan perpanjangan,” ujar Wamenkeu, Jumat (17/9/2021) dikutip dari laman Kemenkeu.go.id.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV