Jalin Kesepakatan, Indonesia Siap Ekspor Energi dari Tiga Proyek Tenaga Surya ke Singapura
Ekonomi dan bisnis | 26 Oktober 2021, 19:52 WIBYang tidak kalah pentingnya adalah penciptaan lapangan kerja dan pengetahuan di bidang energi baru dan terbarukan.
Pada pembukaan SIEW, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong mengatakan bahwa Singapura memiliki rencana untuk menjadi negara rendah karbon.
Untuk itu, Singapura akan mulai beralih dari penggunaan bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan. Salah satu alternatifnya adalah energi surya dan juga energi hidroelektrik.
Baca Juga: Peringatan BMKG Akibat Perubahan Iklim, Bencana Badai hingga Hilangnya Es di Puncak Jaya
Singapura sudah mulai mengembangkannya dengan menggunakan sumber daya yang ada seperti gudang dan atap bangunan. Namun dengan keterbatasan lahan, tidak mungkin Singapura menerimanya dari negaranya sendiri.
"Untuk itulah kerja sama dengan negara-negara tetangga dan kawasan penting dilakukan karena Singapura membutuhkan pasokan energi listrik dari energi rendah karbon hingga 4 GW pada 2035. Untuk tahap pertama kami akan mengimpor listrik dari Pulau Bulan, Indonesia, sebesar 100 MW," ujar Gan Kim Yong.
Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro menjelaskan, rencana ekspor listrik tenaga surya dari Pulau Bulan sudah dimulai sejak tiga tahun lalu.
Berbagai kajian dilakukan secara panjang dan akhirnya mendapatkan komitmen pembelian dari Energy Market Authority untuk bisa menyuplai kebutuhan energi listrik untuk Singapura.
"Sekarang tugas kami merealisasikannya. Ada 1.000 ha lahan yang tersedia sehingga bisa menghasilkan 1 GW. Namun untuk tahap pertama akan diekspor 100 MW dan harapannya sudah bisa direalisasikan 2024 nanti," kata Hilmi.
Presdir PT Trisurya Mitra Bersama Benjamin Subrata secara terpisah menyampaikan pihaknya bersama Sembcorp sepakat untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya di kawasan Batam dan Nusa Tenggara Timur.
"Untuk di Batam rencananya kami akan memulai dengan 350 MW di mana 50 MW akan dipergunakan untuk Batam dan sisanya diekspor ke Singapura. Namun proyek yang lebih besar akan kami lakukan di Sumba dan akan dikembangkan di lahan seluas 6.000 ha," jelas Ben Subrata.
Baca Juga: KLHK: Pemerintah Daerah Berperan Tangani Bencana Perubahan Iklim
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Antara